Chapter 64

88 23 36
                                    

Bukan Firaun
Chapter 64

Shin berlarian melewati atap-atap rumah bagaikan ninja, melalui kegelapan malam, bergerak cepat menyisakan desauan angin di pucuk-pucuk pohon.

Itu bayangan penulis, tapi sebenarnya dia hanya berjalan santai menuju pagar kontrakan Akmal dengan pakaian hitam-hitam. (Tumben.)

"Bang Akmal! Bang Akmal!" Bagai anak kampung yang mengajak main temannya, Shin memanggil.

Shin menunggu sabar sambil jongkok di luar pagar. Tak lama kemudian terbuka pintu pagar, Shin berdiri, melihat yang muncul adalah Nyonya Akmal.

"Assalamualaikum! Akmal ada?" tanya Shin.

"Wa'alaikumussalam, pergi." jawab Hala sambil memandang rambut merah Shin yang terkuncir di tengkuk. Poninya menutupi sebelah mata.

"Pergi ke mana?" tanya Shin.

"Kerja."

"Kapan pulang?"

"Memangnya kamu gak punya no hape-nya?" tanya Hala.

"Hanya email, tapi Akmal sepertinya belum sempat baca. Ada sesuatu yang mendesak." ucap Shin.

"Apa itu? Oh ya, Shin! Kalau kamu sekarang ngapain aja?" tanya Hala datar.

"Ehem, ya gitu deh!"

Hala keluar pagar, menoleh kanan kiri baru bertanya sesuatu.

"Kenapa kamu ke sini dengan Hasani waktu itu?"

"Ooh kebetulan." jawab Shin.

"Boleh gua nunggu di teras?" Shin meminta ijin.

"Kamu mau apa lagi sama suami saya?"

Shin tertegun ditanya seperti itu.

"Ya sudah, gue cabut kalo gitu." Shin membalikkan badan berlalu. Hala hanya memandangi kepergian Shin, lalu kembali masuk rumah.

Satu jam kemudian mobil Akmal memasuki garasi toko buah. Dia turun masuk melalui kantor, langsung ke belakang menuju rumahnya. Sebelum memasuki gerbang, seseorang menghadang.

"Shin? Lho ada apa?" Akmal kaget melihat Shin ada di situ.

"Mal! Gue perlu nomor Vlad!"

"Shin, dia marah tuh sama antum." Akmal memberi tahu.

"Gue gak tega sama Katya, Mal!" Shin memelas banget.

"Ayo masuk deh bicara di dalam!" Akmal mengundang.

"Gak deh, kita ngobrol tempat lain aja! Bini lo gak suka ngeliat gue." ucap Shin sambil bisik-bisik.

Akmal termangu, akhirnya dia mengajak Shin ke kantornya yang sudah sepi.

"Gue beneran perlu ketemu Vlad.  Katya sakit, Mal." ucap Shin serius.

"Syafahallah, sakit apa?" tanya Akmal.

"Kanker serviks, Hasani harus dikasih tau. Katya pingin ketemu."

"Astaghfirullah, sebentar!" Akmal akhirnya menghubungi Hasani.

Sambil menunggu Hasani datang, Akmal membuatkan Shin kopi.

"Aneh rasanya dibikinin kopi sama lo, biasanya kan gue yang bikinin, hehe." Shin mengenang masa lalu.

"Ati-ati!" Akmal nyengir, Shin meludahkan lagi kopinya ke cangkir.

"Weh gak diracun kan?"

"Enggak, cuma diludahin."

Shin minum lagi merasa aman.

"Hei, Shin! Katya beneran sakit?" Akmal seperti gak percaya.

"Ya bener lah, ngapain gue bohong?"

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang