Chapter 47 (end season 2)

147 26 42
                                    

Bukan Firaun
Chapter 47

Shin ke kantor polisi naik motor bersama ikhwan B.
Sesampai di sana, ikhwan B masuk bergabung dengan yang lain untuk bertemu dengan Akmal sedang Shin mengurus pengambilan mobilnya. Mobil Akmal gak bisa diambil, Shin ngeri dengan bpkb dan stnk yang walaupun asli tapi menggunakan KTP palsu waktu pembelian.

Setelah urusan kelar, Shinichi ingin bertemu dengan Yaro.

Mereka bertemu di ruang khusus seperti biasanya.

"Alhamdulillah, Katya dan Borya berhasil menyelamatkan elo." Yaro muncul dengan wajah meringis. Jalannya pelan banget. Polisi lalu meninggalkan mereka berdua. Kali ini Yaro tidak diborgol.

"Yoi, gila, gue diiket dan mulut dilakban. Ke kamar mandi aja ditemenin Hasani. Eeergh kalo inget, pingin ngamuk lagi."

"Wow, Hasani bisa ya begitu?" Yaro malah kagum.

"Sama abah berdua, tapi Abah cuma nongol sekali doang. Ketakutan dia."

"Aduh kasihan Abah."

"Lha kok kasihan Abah? Kasihan gue dong!"

"Wkwk sorry...aduh." Yaro meringis.

"Kenapa lagi lo? Lho udah pada pulang yang lain?" Shin gak nyangka ikhwan kampung udah ngilang semua.

"Ibunda Hasani meninggal." Yaro memberi kabar.

"Innalillahi, karena apa?" Shin kaget.

"Mendadak, jantung katanya. Kasihan tuh bocah." Yaro menghela napas.

"Wah gue jadi nyesel nonjok dia tadi."

"Udahlah, Shin! Diamin aja dia!"

Shinichi menatap Yaro di hadapannya.

"Hei Yaro!" Shinichi memanggilnya.

"Ya?"

"Lo beneran mau begini terus ke depannya?" tanya Shinichi.

"Begini gimana? Di penjara?" Yaro gak nyambung.

"Hidup lurus bersama Hala?" Shin mempertegas.

"Iya dong! Gue sudah yakin mau ninggalin semuanya. Kita bisnis, Shin! Okay?" Yaro nyengir.

Shinichi diam saja, Yaro menyadari.

"Lo masih tetap mau pergi ya?" Yaro paham.

Shinichi memangku wajahnya dengan tangan.

"Kadang gue masih gak percaya kalau lo lebih muda dari gue. Lo begitu tenang dalam keadaan apapun. Lo cepet banget mikir mencari jalan keluar setiap ada masalah. Lo gak takut dengan tantangan dan intimadasi siapapun. Lo pembuat keputusan yang tegas. Cuma sekali gue lihat lo kehilangan kontrol diri. Waktu malam-malam lo ngamuk bawa pistol."

"Haha, itulah kenapa Hala jadi spesial. Karena memang dia yang ngerubah gue." Yaro terkekeh.

"Gue juga salut sama Hala, dia tetap nerima lo walaupun tahu kenyataannya. Gila emang! Dunia kalian berdua kayak air putih dan comberan wkwk."

"Sialan lo gue disamain sama comberan. Gue itu seniman haha."

"Nah iya seniman yang kerjanya di comberan wkwk."

"Dan lo masih tetep mau di comberan." Yaro kembali serius. Shin terdiam.

"Gue gak bisa nyegah lagi, kalo lo sudah memutuskan. Lo sudah bilang kalau gak bisa merasakan apa yang gue rasakan. Ya sudahlah, Shin! Pergilah! Tapi hati-hati ya! Sekali-kali tengok gue!"

"Betul, kita bukan berpisah. Cuma berbeda jalan aja. Tapi kita masih bisa ketemu hehe." Shinichi mulai merasa sedih.

"Hei gue masih gak terima lo mengkhianati gue kemaren." Yaro wajahnya berubah marah.

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now