Chapter 56

119 23 30
                                    

Bukan Firaun
Chapter 56

Akmal akhirnya memundurkan janji temu dengan broker. Dia mengambil Khaulah dan membawa ke istrinya. Sehabis itu Akmal menunggu Hasani terbangun. Tidak lama, karena ketika Hasani menyadari Khaulah tidak ada, dia langsung loncat mencari.

"Astaghfirullah, Mal! Gua kira Kala hilang." Hasani memegang dadanya kaget ketika melihat Akmal duduk di ruang tamu.

"Vlad, duduk sini!" Akmal memanggilnya.

"Lapar tapi, Mal!" Hasani memegang perutnya sambil duduk.

"Mau dipesenin apa?" tanya Akmal sambil membuka hape-nya.

"Makan yang ada ajalah." ucap Hasani tumben gak rese.

"Gak ada makanan masalahnya." ucap Akmal kalem.

"Emangnya Nur kagak masakin lu?"

"Hari ini rencananya ana kan keluar."

"Oooh. Ya udah minta nasi padang aja, pake rendang."

Akmal pun memesankan setelah itu mengajak Hasani bicara.

"Vlad, kenapa antum vanish?" Akmal bertanya.

"Bosan." jawab Hasani singkat.

"Tadinya kalau gak stay di sini antum mau ke mana?"

"Kenapa tanya-tanya?" Hasani memandang curiga.

"Kepo doang." jawab Akmal kalem.

"Gak tahu." jawab Hasani.

"Gak tahu? Antum gak punya rencana apa-apa untuk ke depan?"

"Sekarang kan punya, kerja bareng lu, jadi baby sitter wkwk." Hasani mengusap-ngusap kepalanya merasa lucu.

"Antum tadi ngapain Hala? Kenapa dia sampai nangis gitu?"

Hasani diam aja.

"Ana tidak pernah lupa kalau ana banyak salah ke antum, modusin Hala dengan cara yang curang, memfitnah antum, ngerjain antum, dan ana merasa sudah menebusnya dengan cara masuk penjara dan ditusuk oleh antum. Tapi satu hal yang antum harus terima, dari awal memang antum sudah kalah."

"He?"

"Hala tidak pernah mencintai antum sehingga dengan mudah dia meninggalkan antum. Iya kan? Antum tahu itu kan?"

"Ya gua tahu, tapi ngapain dibahas sih? Semuanya sudah di masa lalu." Hasani menggaruk-garuk kepalanya sebal.

Akmal memajukan badannya dan berbisik, "sebenernya untuk beberapa hal ana setuju sama antum. Tapi ana takut kedengeran Hala," setelah itu Akmal berdiri dan mengintip keluar.

"Untuk perkara cinta antum memang sudah ikhlas, tapi soal persahabatan antum belum ikhlaskan?" Akmal kembali duduk dan berkata pelan-pelan.

"Sampai sekarang pun Hala masih bersikap seperti antum orang lain. Begitu saja antum dibuang dari hidupnya. Sama sekali Hala tidak mau mengerti perasaan antum. Iya kan?"

Hasani terdiam.

"Vlad! Ana tahu Antum sudah bukan Hasani lagi. Dalam dunia kita tidak ada peperangan tanpa tujuan menang. Dalam dunia kita eh dunia antum sekarang segalanya memang harus dibayar. Tapi ana gak sanggup lagi berperang. Please, Vlad! Jangan balas Hala atas kekurangan dia sebagai perempuan. Jangan sakitin dia karena Hala itu istri ana! Kalau dia sakit, ana juga pasti ikut sakit."

"Jadi lu nuduh gua mau nyakitin kalian berdua?"

"Semoga tidak."

"Gua juga tahu kalau Nur gak pernah ada rasa sama gua. Gua gak minat lagi untuk mengejar cinta perempuan yang sudah jadi emak-emak. Bener kata lu gua sudah bukan Hasani lagi yang tergila-gila sama perempuan sampe lupa segalanya. Wkwk sorry deh beberapa kali becanda gua kelewatan. Abis lucu aja liat si Nur ketakutan." Hasani tetep aja gak merasa bersalah.

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now