Chapter 95

121 23 46
                                    

Bukan Firaun
Chapter 95

Hala menggapai hape yang terasa dingin di tangannya. Lalu dia mengirimkan artikel pendek kalau tato itu haram.

Tung! Datang balasan dari Borya.

"Yaro juga pake tato."

"Sudah lama dihapus." jawab Hala.

"Bisa ketemu Yaro gimana ceritanya?"

"Tanya aja sama orangnya!"

"Males, lo aja cerita."

"Saya juga malas cerita."

"Malas ngetiknya ya? Telepon aja kalau gitu."

Tulilut! Hape Hala berbunyi.

Tentu saja Hala tidak mau mengangkatnya. Dia jadi ketakutan. Ah tau begini mending tadi minta suaminya pulang.

Borya berhenti menelepon, tapi pesan di WA kembali masuk.

"Lo masih inget yang gue pernah bilang dulu? Lo mau gak punya presiden pembenci Islam?" Borya mengganti topik. Hala membalas.

"Boleh saya tahu, apakah project ini ada kaitan dengan itu?"

"Tentu saja, itu kenapa gue ngajak Yaro. Cuma Yaro susah diajak ngomong. Dia gak menghargai pendapat gue semenjak vanish. Emang sih gue sama dia dari dulu sering berantem tapi gue selalu menganggap dia adik." Borya malah curhat.

"Capres mana yang benci Islam?" Hala membelokkan kembali pembicaraan dan pura-pura gak tahu.

"Gue gak bisa membahas project ini dengan detil, yang pasti gue berani bersumpah kalau orang ini gak boleh jadi presiden."

"Kamu peduli memangnya dengan agama Islam?"

"Tidak." jawab Borya singkat.

"Lalu kenapa kamu mau menghalangi dia jadi presiden?"

"Dia tidak layak memimpin negri ini."

"Kenapa?"

"Gue gak bisa ngomong detilnya, apalagi ada jejak digital seperti ini." Borya masih berhati-hati ternyata.

"Lalu kenapa kamu membuka topik ini dengan saya?"

"Karena dengan membahas ini lo mau nyahut." Gak disangka-sangka itu alasannya.

Hala termenung membaca percakapan tersebut. Benar juga tanpa sadar dia jadi menanggapi. Hala istighfar.

"Tuh kan sekarang diam lagi. Gue tadinya berharap Yaro bisa memahami karena dia dekat dengan Katya. Harusnya dia mau bantu karena bukan saja berkaitan dengan agama dia, melainkan juga demi orang yang pernah menjaga Yaro selama lima tahun."

Perih banget hati Hala membacanya.

"Lo gak usah jeles sama Katya! Yaro bagi Katya bagaikan adik. Katya juga sudah klik sama Vlad, gue yang paling tahu kalau soal ini. Gue memang salah kemarin ngancem Yaro. Abis gue gak terima ngeliat Yaro jahat sama Katya sekarang ini." Borya kembali curhat.

Hala jadi bingung, jadi sebenarnya siapa yang jahat?

"Hala?" Borya memanggil.

Tung! Keluar lagi sticker boneka besar dengan tulisan halo-halo.

Hala gak kaget lagi dan mulai membalas.

"Gak bisakah menjelaskan situasi dengan lebih jelas? Saya masih tidak mengerti."

"Gue gak bisa mengetikkan di WA." Borya terus menolak.

Hala diam lagi. Kepalanya pusing ga tau Borya itu arahnya mau ke mana.

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now