Chapter 14

111 27 24
                                    

Suami Kriminal
Chapter 14

Nurhala berdiri diam tidak berusaha melepaskan diri lagi.

"Akmal, kalau kamu kayak gini, saya malah jadi takut."

Akmal masih memegangi ujung khimar Nurhala dengan erat, takut Nurhala kabur.

"Kenapa sih anti begitu susah diajak ngomong? Ana juga malu jadi kayak gini, tapi ana kepaksa. Tolong maafin ana."

"Ya tapi lepasin dulu!"

"Enggak, pokoknya gak akan ana lepas sebelum anti jawab iya."

"Akmal! Mana ada orang melamar caranya begini? Kamu melihat wajah saya aja belum pernah."

"Ana gak butuh fisik anti. Masa hal itu tidak membuktikan kalau ana sungguh-sungguh?"

"Mana ada orang mengkhitbah tanpa nadzor?"

"Ha?" Tentu saja Yaroslav gak ngerti.

"Kamu mudah banget ya bilang mau melamar padahal baru kenal? Belum liat wajah pula. Emangnya kamu tahu siapa saya?"

"Makanya kan ana minta ijin Abah untuk ketemu anti buat kenalan, tapi belum apa-apa anti sudah mendepak ana begitu aja. Anti tidak adil."

"Tidak adil apaan sih? Saya kan sudah bilang belum mau nikah."

"Anti marah karena kemaren ana gak jujur soal rekaman, maafin ana! Itu karena ana takut anti marah sama ana."

"Nah itu juga, kamu sudah bikin Hasani jadi suudzon dengan saya."

"Kalau Hasani benar-benar cinta sama anti seharusnya dia gak mudah suudzon. Harusnya anti berterima kasih sama ana, sifat aslinya Hasani jadi kelihatan berkat ana."

"Hasani wajar suudzon kalau mendengar rekaman itu tanpa tau cerita sebenarnya."

"Ana gak tau cerita sebenarnya tapi ana tetap percaya dengan anti. Berarti ana lebih baik dari Hasani."

"Itu tidak cukup buat menikah."

"Anti mau apa lagi? Anti minta mahar berapa?"

"Astaghfirullah, emangnya saya cewek matre."

"Ya ampun Hala, susahnya bicara dengan anti. Kenapa sih anti begitu amat jadi perempuan?"

"Begitu amat gimana? Kamu yang begitu amat jadi laki-laki. Ikhwan apaan yang maksa kayak gini? Lepasin gak? Lepasiiiin!" Nurhala mulai menarik khimarnya lagi.

Yaroslav tetap memegang ujung khimar dengan erat.

"Anti gak harus nikah dengan ana sekarang, setidaknya kasi kesempatan ana untuk kenal. Abah sudah kasih ijin ana boleh datang, anti jangan merusaknya.

"Ya Allah, ana gak mau nikah, pokoknya ana gak mau nikah sekarang."

"Tapi jangan juga membuang ana."

"Membuang apa sih? Ya Allah kamu serem amat sih Akmal? Lepasin gak?"

"Gak sebelum anti berkata iya."

"Iya." Nurhala berkata.

"Benar?" Yaroslav memastikan.

"Iyaaaaaaa." Nurhala teriak walaupun dengan volume kecil takut kedengeran tetangga.

Otomatis tangan Yaroslav melepaskan ujung khimar Nurhala.

"Benar ya? Ana masih boleh datang ke sini?" Yaroslav bertanya lagi kesenangan.

Nurhala merapikan khimarnya, memastikan tidak ada yang tersingkap lalu menatap Yaroslav yang memegang dadanya kelelahan mental.

"Jangan harap!"

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now