Chapter 81

107 22 39
                                    

Bukan Firaun
Chapter 81

Akmal berlari dari arah laut menghampiri istrinya udah kayak tokoh utama baywatch. Untung pakaian renangnya sopan, tertutup seluruh badan. Masih ditambah sirwal pendek.

Akmal menancapkan papan surfingnya di pasir lalu rebahan tidak di atas tikar.

Hala buru-buru memberikan minum. Akmal kembali duduk, minum lalu rebahan lagi.

"Kayaknya ana salah urat neh." Yaaah payah beut Akmal.

"Aduh, terus gimana?" Hala gak ngerti.

"Pijitin!" Udah payah manja lagi.

"Pulang aja yuk! Sekalian kerokin." Hala menawarkan alternatif.

"Ya udah kalau gak mau pijitin." Akmal balik badan ngambek.

Hala menatap punggung suaminya yang penuh pasir hingga ke rambut.

Inikah suaminya selama ini? Kenapa mendadak dia merasa asing? Dua tahun mereka hidup bersama ternyata dia sama sekali blank dengan kehidupan suaminya sebelum bertemu.

Akmal mengira istrinya akan membujuk-bujuknya, ternyata tidak. Dia kembali balik arah. "Iiih anti kok diam aja sih suaminya ngambek?"

"Eh, kamu ngambek memangnya?" Hala payah banget.

Akmal berguling dan merapat ke istrinya, rencananya mau tidur di pangkuan istrinya. Namun dengan sigap, Hala malah berdiri.

"Kamu kotor banget, Bang! Udah yuk balik. Sebentar lagi maghrib loh." Hala mengingatkan.

Akmal dari bawah menatap istrinya, "paling ini baru jam lima."

"Perjalanan ke hotel kan bisa setengah jam."

Akmal memegang kaki istrinya yang berbalut kaos kaki lalu merayunya, "sebentar lagi yah! Lima belas menit lagi deh. Ana suka banget rebahan di pantai. Kapan lagi kita bisa ke sini?"

Hala lalu duduk, Akmal langsung mengambil kesempatan dan tidur di pangkuan istrinya. Namun lagi-lagi Hala menghindar sehingga kepala suaminya membentur tikar.

"Halaaaa! Kenapa sih?" Akmal protes juga akhirnya.

"Ini di tempat umum."

"Ini Bali. No one care with us." (Gak ada yang peduli dengan kita.)

"Tapi tetap saja." Hala gak mau.

Akmal akhirnya duduk sambil bengong menatap laut.

Lagi-lagi Hala hanya menatap suaminya. Dia sedang berpikir apakah perlu memberi tahu suaminya soal Borya.

"Bang, tadi Borya ke sini." Akhirnya Hala memberi tahu.

Akmal menoleh kaget, "ngapain?"

"Nanya soal politik ke saya, dia perlu kamu katanya."

"How dare he! Followin me here!" Akmal terlihat marah. (Kurang ajar! Ngikutin gue ke sini.)

"Arrrgh!" Akmal memegang kepalanya berpikir.

"Dia juga tahu nomor hape saya." Hala menambah info.

"What?" Akmal menoleh lagi makin kaget. Hala mengulurkan hapenya memperlihatkan miskol dari Borya. Akmal merebutnya lalu menelepon nomor tersebut.

"Hallo." Terdengar suara Borya.

"How dare you give number to my wife? What is your purpose, asshole?" Akmal langsung memakinya. (Kurang ajar lo ngasih nomor ke istri gue. Apa tujuan lo?)

"Biar lo menghubungi gue." jawab Borya santai, modus yang sama seperti dia dulu ngasih nomor ke Shin.

"Gue gak bakalan mau join. Gue paling gak suka project politik."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang