Chapter 33

122 27 29
                                    

Bukan Firaun
Chapter 33

Akhirnya Yaroslav dan Nurhala pulang ke Jakarta.

Nurhala ketika melihat Abah langsung nangis di depan pintu.

"Ya Allah, nape lu, Nur?" Abah mengeluarkan tatapan mertua kejam level 15 ke arah menantunya yang segera buru-buru mencium tangannya.

"Assalamualaikum, eh itu Hala, jatoh ke jurang, Bah! Sampe sekarang masih shock kayaknya, demi Allah, Bah gak ana apa-apain." Yaroslav tegang juga ngeliat tatapan mertua.

"Wa'alaikumussalam, astaghfirullah, jatoh gimana ceritanye? Masuk-masuk dah!"

Nurhala sambil terisak-isak terus masuk ke kamarnya, nyalamin tangan Abah juga enggak.

Abah dengan Yaroslav jadi pandang-pandangan.

"Demi Allah, Bah, ana gak ngapa-ngapain Hala, tadi di jalan dia ketawa-ketawa kok. Kenapa sampe rumah kok nangis lagi ya? Katanya kangen Abah dia, bentar ya Bah! Ana lihat dulu. Ana juga jadi khawatir ini." Yaroslav meninggalkan Abah menuju kamar.

Dilihat istrinya membongkar koper dan merapikan isinya.

"Anti kenapa sih? Jangan bikin Abah mikir yang enggak-enggak dong! Ngeri nih ana diliatin sampe tembus kepala." Yaroslav duduk samping istrinya.

"Eeh maaf Bang Akmal. Bentar-bentar!" Hala berdiri dan keluar kamar lagi.

Terdengar penjelasan istrinya ke Abah.

"Maaf Bah, tadi Nur kangen banget sama Abah, gak apa-apa, Bang Akmal gak ngapa-ngapain Nur kok! Jatoh juga bukan ke jurang, tapi cuma kayak ke got aja." Eh busyet disamain ama got.

"Kalo kangen salam kek minimal! Maen nyelonong bae, bikin Abah kaget aja. Mana mewek lagi." Abah jadi ngomel.

"Maaf Bah! Nih cium tangan ya? Tuh! Udah kan? Jangan marah dong Bah! Oh iya Nur beli oleh-oleh buat Abah, bentar yaaa!"

Nurhala masuk lagi ke dalan kamar.

"Udah Bang, biar saya aja yang beresin. Bang Akmal istirahat aja kan cape manggul ransel besar. Eh apa mau dibikinin kopi? Teh?" Hala bertanya sambil mengambil sebuah bungkusan dari dalam koper.

"Gak usah! Ana ambil sendiri aja nanti. Eh anti kapan sempat beli oleh-oleh? Ana kok gak lihat? Kurang gak uangnya?" tanya Yaro.

Waktu mau berangkat ke Lombok, Hala memang dipegangkan uang oleh Yaro.

"Saya beli di bandara. Cukup kok uangnya. Benar nih gak mau minum? Atau makan?"

"Gak usah, masih kenyang juga. Ana mau mandi." Yaro ngeloyor ambil handuk dan keluar kamar. Hala mengikuti lalu memberikan oleh-oleh untuk Abah.

Selesai mandi Yaro melihat istrinya telah selesai berbenah.

"Sebelah sini, bagian kamu!" Hala menunjukkan isi lemari.

"Barang yang lain di lemari yang itu!" Hala menunjuk lemari tumpuk.

"Oke-oke!" Yaro loncat ke ranjang, rebahan sambil ngecek hape.

"Maling eh maling! Astaghfirullah kaget ana!" Yaro terlonjak tiba-tiba istrinya ada di sampingnya.

"Bang Akmal, Bang Akmal tuh bisa sulap ya?" tanya Hala.

"Gak bisa, cuma tau beberapa trick kecepatan tangan aja. Emang kenapa?" Yaro balik nanya.

"Bukan pake jin-kan?" Hala balik nanya.

"Jin? Jin yang makhluk halus? Kagaklah wkwk, emangnya ana dukun." Yaro bangun dan memperlihatkan tangannya.

"Kosong kan?"

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now