Chapter 92

91 21 42
                                    

Bukan Firaun
Chapter 92
Honey

"Taraaaa! Ini kamar lo!" Shin membuka pintu sambil mempersilahkan Yaro masuk.

Yaro berjalan pelan melewati pintu sambil memperhatikan isi kamar berukuran sedang bercat hijau muda. Dia terkejut melihat isinya. Semua barang-barangnya dimasa lalu ada di sana semua.

Tiga papan skate-nya tergantung rapi di dinding berdampingan dengan dua papan surfing-nya. Semuanya bermotif tengkorak dan berwarna hitam. Yaro membuka lemari, melihat semua bajunya ada di sana. Di keluarkan satu kaos hitam yang bertuliskan band music fav-nya dulu, System of a Dawn.

Yaro menghampiri mejanya dan melihat action figurenya berdiri rapi di atas meja. Spawn, Joker, Morbius, Venom, Harbinger, Harley Queen, semuanya supervillain. (Penjahat super.) Dibuka laci-laci, Yaro bengong melihat isinya. Shin menghampiri ikut melihat. Tampak aneka aksesoris tersusun rapi.

"Gile Katya semua barang dari tiga tempat dikumpulin semua di sini. Rajin banget sih dia?" Shin berkomentar.

"Ini semua pernah dipakai Vlad?" Yaro bertanya.

"Baju aja palingan, Vlad gak suka pake aksesoris kecuali anting. Itu juga setelah dipaksa Katya wkwk."

Yaro kembali ke lemari, dalam satu gerakan dia menjatuhkan setumpuk baju ke lantai. Shin terkejut. Semua isi lemari diperlakukan sama. Satu persatu berjatuhan.

"Napa lo, Yaro?" Shin heran.

"Ambilin gue baju lo.! Gue gak mau pake barang-barang bau apek ini." Yaro menjawab ketus. Shin memungut satu jaket hitam dan mengendusnya. "Sejak kapan lo peduli sama bau apek? Lagian ini wangi kok."

"Cepat! Gue mau mandi dan mau shalat. Jangan yang ada gambar makhluk hidupnya. Bawain berapa biji! Cepaaaat!" Yaro membentaknya.

Shin memutarkan bola matanya lalu pergi keluar kamar. Yaro sekarang menuangkan isi laci-laci ke lantai. Semuanya berhamburan. Aneka anting, gelang, rantai, cincin, beberapa pisau kecil, peralatan lock picking. Zipo dan beragam pin. Dia menurunkan semua papan dan melemparkannya sembarangan. Matanya melihat ke sebuah lemari kecil. Dia sudah bisa menebak isinya apa. Benar saja, sepatunya di masa lalu. Semuanya terbungkus rapi di dalam kotak. Yaro membuka satu dan melihat sneakers hitam simple. Dilempar juga semua kotak sepatu itu sembarangan.

Setelah itu Yaro masuk kamar mandi sambil membanting pintu. Jebret! Habis mandi dia melihat baju di atas ranjangnya. Cuma kaos aja. Celana gak ada. Dengan kesal Yaro terpaksa mengambil satu celana lamanya. Sobek. Dia lempar lalu pilih lagi. Sobek lagi. Dicek satu-satu, sobek semua. Bahkan beberapa sangat aneh bentuknya bikin dia sendiri heran. Emang dulu dia pake celana model gitu?

"Shiiiiiin!" Yaro menjerit.

Shin tergopoh-gopoh masuk, "apalagi seeh?"

"Pinjemin gue celana! Lo juga udah shalat belom? Arah kiblat ke mana?"

"Heh? Celana gue rata-rata pendek. Kalaupun panjang, kependekan sama lo pasti. Kiblat ke arah sana." jawab Shin sambil menunjuk arah kiblat setelah memeriksa melalui hape-nya.

"Biaaaar, gue pake di atas mata kaki kan sekarang. Tapi jangan yang ketat!"

Shin keluar kamar, balik-balik membawa beberapa celananya. Yaro lega karena itu training, "dah sana keluar! Gue mau pake baju." Yaro memberi perintah, karena dia masih pakai handuk.

Shin keluar lagi. Yaro pakai baju lalu shalat. Setelah itu dia keluar kamar dan teriak, "Shiiiin!"

Dari pintu di samping kamarnya, Shin nongol. "Kenapa lagiii?" Shin tampak sudah biasa dengan kerewelan Yaro.

Bukan FiraunWhere stories live. Discover now