1. LANGIT

48.8K 1.6K 398
                                    

Langit Angkasa Perwira tidak pernah mampu mengukur sebahagia apa ia ketika bersama seorang Melodi Rindu Alaska. Ada banyak alasan untuk sekedar meninggalkan, tetapi ia memilih bertahan. Setahun lebih menjalin hubungan, namun ia tidak pernah merasa bosan.

Sebab hanya pada Rindu lah, Langit kembali. Hanya dirinya yang sanggup membuat Langit jatuh cinta sedalam ini.

Di atas jalanan beraspal sepi, hanya ada bunyi deru motor besar yang dibawanya melaju kencang bersahut-sahutan dengan suara celotehan gadis di belakangnya yang terdengar samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di atas jalanan beraspal sepi, hanya ada bunyi deru motor besar yang dibawanya melaju kencang bersahut-sahutan dengan suara celotehan gadis di belakangnya yang terdengar samar. Meski tak sepenuhnya mengerti, Langit sesekali menoleh ke belakang hanya untuk membalasnya dengan senyuman.

Tepat ketika bibir Rindu mengecup lembut pipinya. Berbisik tepat di samping telinganya. "I love you."

"I love you more."

Hanya sesaat, namun sukses membuat hatinya menghangat.

"Langit, lihat aku! Aku terbang," soraknya penuh keantusiasan seraya merentangkan kedua tangannya di udara dengan posisi berdiri. Hanya sepasang footstep yang berguna sebagai pijakan.

Tentu hal itu mengundang rasa khawatir Langit lebih besar. Cowok itu sesekali menoleh ke belakang tanpa mengalihkan fokusnya pada motor yang dikemudikan. "Rindu, jangan begitu. Nanti kamu jatuh!"

"Aku nggak jatuh Langit, aku hanya menikmatinya..." Gadis itu memejamkan mata menikmati hembusan angin membelai halus setiap inci wajahnya. "Udaranya sejuk banget," ujarnya masih dengan posisi yang sama.

Tidak masalah jika Rindu menikmati perjalanan mereka, hanya saja Langit takut gadis itu kehilangan keseimbangan tubuhnya. "Rindu, aku bilang jangan begitu. Perbaiki posisi kamu!" Bahkan ia sudah tak segan memberinya gertakan.

"Aku bilang nggak mau!"

Sepertinya Langit lupa jika gadis itu memang keras kepala. "Sekali aja turutin permintaanku. Jalanannya cukup terjal. Banyak truk yang lewat dan aku harus menambah kecepatan. Kamu jangan membuat fokusku berkendara jadi buyar."

"Aku bilang enggak!" serunya lantang. Cengkeraman di bahu tegap Langit semakin mengencang. Kekasih tampannya itu memang seringkali overprotektif pada Rindu berlebihan.

Lain halnya dengan Langit yang menghela napas kasar. Tidak ada lagi suara meninggi yang sanggup keluar. Juga tidak ada lagi bujukannya pada kekasihnya itu. Langit membelokkan motor besanya pada tepi jalan guna memperbaiki posisi duduk Rindu. Namun baru saja ingin mengerem, ia merasakan ada sesuatu yang ganjal.

Kerutan nyata di dahinya menandakan ada sesuatu yang berbeda. Keringat dingin mulai menjalar di wajah dan juga telapak tangan. Dengan tangan gemetar Langit berulang kali menarik rem yang justru tak mengurangi kecepatan sama sekali.

Sial! Remnya blong.

"Rindu, cepat duduk!" Kali ini ia tidak main-main dengan bentakannya itu membuat Rindu menurutinya detik itu juga.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang