CHAPTER 037

11.3K 602 3
                                    

MASA REMAJAKU SEDERHANA. Orang-orang mungkin melupakan siapa itu Barbara Holder atau mungkin jika membuka buku alumni mereka akan mengatakan, 'Oh, aku tidak pernah tahu ada gadis seperti ini di sekolah kita.' tapi ketika kau bertanya atau berbicara pada Harding, maka dia memiliki jawaban berbeda di mana aku sendiri tak menyangka memiliki pengaruh yang begitu hebat di mata seorang pemuda berlabel piggy man.

Berawal dari keputusanku untuk memberikan pertolongan saat sekelompok orang populer merundung Harding di jam makan siang dan sebagai gantinya akulah yang menjadi bulan-bulanan mereka, hingga terus berlanjut pada adegan berbagi roti di beberapa hari kemudian.

Sebenarnya, aku tidak terlalu mengingat kejadian tersebut sebab sejak awal aku adalah superhero-ku sendiri. Tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain dan hanya berfokus pada keselamatan diri sendiri. Namun, kehadiran Harding dan pembicaraan kami mengenai sosok Piggy Man berhasil membuka paksa laci-laci memori mengenai kebaikan tak terasa itu.

Dan ngomong-ngomong tentang Piggy man, tentu yang kalian bayangkan adalah tentang lelaki gendut, rakus, berkulit merah, serta memiliki puluhan liter keringat akibat kandungan lemak yang mengisi seluruh tubuhnya, dan percayalah itu semua tertuju pada Harding Lindemann--sosok lelaki--entah ini sungguhan atau tidak, telah berubah menjadi sosok paling digilai banyak wanita.

Aku tidak tahu persis bagaimana proses perubahan Harding bisa terjadi sebab terakhir kali kami bertemu hanyalah saat upacara perpisahan SMA, di mana kami berdua diculik lalu menjadi bulan-bulanan. Ralat. Hiburan penuh hinaan dari para kelompok haus pujian di pesta perpisahan mereka.

Serius. Aku tidak akan memberitahu kalian bagaimana bentuk penghinaan mereka terhadap kami karena jika kalian tahu, aku khawatir kalian akan menirunya dan jika kesialan menyertai, maka kalian tentu akan berurusan dengan polisi.

"Kalau bukan karena roti itu, mungkin aku akan tetap menjadi sosok yang kemarin." Harding masih menggenggam kedua tanganku kemudian menciumnya lagi, seolah itu adalah bentuk penghormatan darinya untukku.

"Why?"

"Karena melihatmu dirundung hanya karena membagi sepotong roti untukku telah membuat hatiku begitu sakit."

"Kupikir tidak ada orang lain yang peduli saat itu."

Harding menggeleng. "Tapi aku peduli karena tindakan tak disangka-sangka itu," katanya, "dan sejak itu, aku jatuh cinta padamu. Terlebih kau bertingkah seperti seorang masokis yang dalam keadaan babak belur."

Seketika senyum tulus terbit di wajahku atau lebih tepatnya, senyuman yang memiliki arti mengenang hal konyol di masa lalu. "Oh, sebenarnya aku menertawakan diriku karena tidak bisa melawan mereka, tertawa karena mereka adalah pengecut sesungguhnya yang memilih mengeroyokiku, dan tertawa karena entah ada malaikat seperti apa yang mendorongku untuk berempati, meski tahu bagaimana akhirnya."

Harding menarik kepalaku setelah sebelumnya balas tersenyum lalu mencium keningku. "But, still you are my hero," ucapnya dengan nada berbisik tepat di daun telingaku. Jujur bisikan tersebut masih memiliki sensasi menggelitik, hingga seluruh kulitku meremang. "Dan maafkan aku tentang hubungan kontrak tersebut, jika itu membuatmu terluka dan memutuskan untuk pergi."

Tidak ada yang lebih mudah diluluhkan selain permintaan maaf dengan perasaan penuh ketulusan. Ucapan Harding barusan, aku yakin itu terlahir dari dasar hatinya sehingga tanpa mengucapkan apa-apa lagi, kedua lenganku refleks merengkuh tubuh gagah, tetapi rapuh tersebut. Membiarkan Harding tenggelam dalam pelukanku demi mencurahkan kerinduan tak terbendung satu sama lain.

"I really miss you, Harding," bisikku tepat di telinga Harding ketika lelaki itu meletakkan kepalanya di bahuku. "Aku memang tidak pernah tahu bahwa kau mencintaiku bahkan sebelum aku mengenalmu, tapi caramu mengikatku adalah suatu kesalahan."

Dari dalam pelukanku, Harding mengangguk pelan. "I know. Maafkan aku, Barbara karena sejak melihatmu lagi di salah satu toko Christian's Woman dan mencari tahu segala sesuatu tentangmu, aku tidak memikirkan ide lain untuk mengikatmu. Apalagi saat itu aku mengetahui bahwa kau telah memiliki kekasih."

"Jared?"

"Yes." Harding menarik tubuh, melepaskan pelukan kami berdua kemudian menatapku dengan penuh keyakinan. "Jika kau bersedia, aku bisa memasukannya ke dalam penjara karena dia adalah bayangan dari salah satu anggota organisasi bawah tanah.

"Menyeretnya ke dalam penjara tidak akan berpengaruh apa pun padaku dan juga orang yang dia lindungi. Aku hanya ingin membalasnya karena telah melecehkan gadisku."

Tidak langsung menjawab dan tidak tahu harus berkata apa, aku memutuskan untuk menarik tubuh Harding. Kembali memeluknya dan untuk kesekian kalinya dalam satu hari, kami kembali berciuman hingga Vektor mengetuk jendela kaca sambil menunjuk arlojinya.

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi ekspresi keduanya; Vektor dan Harding menunjukkan bahwa keadaan tidak sedang baik-baik saja.

Terlebih di detik berikutnya, suara tembakan terdengar disusul dengan teriakan histeris pengunjung restoran dan Harding langsung menarikku untuk segera berlindung di balik meja.

***

Hi, guys! Ada yang masih nungguin cerita ini? Sorry ya update-nya lama sebab aku juga ada kontrak di platform sebelah dan deadline-nya bulan Agustus akhir. Namun, karena ternyata project CEO ini juga memiliki deadline yaitu tanggal 1 September, maka mau enggak mau aku juga harus kejar tayang buat nyelesain ini.

Doakan semoga bisa selesai tepat waktu, ya ^^

Salam sayang dan terima kasih buat kalian yang masih nungguin Barbara-Harding.

The Hottest Night With You [END]Where stories live. Discover now