CHAPTER 016

16.5K 809 94
                                    

SINGKAT, PADAT, JELAS. Kupikir tiga kata itu cocok untuk mewakili apa yang kami lakukan di kamar 1208.

Tiga puluh menit, waktu teramat singkat-bagi kami berdua-kuakhiri dengan mengenakan kembali gaun perakku yang sebelumnya tergeletak di lantai, lalu memperbaiki tatanan rambut dan terakhir riasanku.

Jared berbaring di atas kasur yang berantakan, masih dalam posisi telanjang sambil mengamatiku. Ia tidak berhenti tersenyum puas setelah mendapatkan pelepasan luar biasa, di tiga puluh menit terakhir. Aku memunggungi Jared selagi merapikan diri, menatapnya diam-diam melalui pantulan cermin, sembari mengingat betapa padat dirinya saat berada di dalam diriku.

"Barbara, apa kau menyukainya?"

"Jika kau bertanya tentang sensasinya, maka, ya, aku menyukainya. Kau tidak berubah, Jared."

"Lalu mengapa pergi lebih cepat?"

Jared bangkit dari tempat tidurnya. Ia memelukku dari belakang, turut menatapku melalui pantulan cermin. Miliknya yang setengah tegang mendorong tubuhku, memberi peringatan bahwa ia masih perlu beberapa perawatan. Namun, jelas, kita-lebih tepatnya-aku tidak bisa lebih lama dari ini.

Harding pasti mencariku. Begitu pula dengan Kyle, meski dia berlenggak-lenggok di atas catwalk tentu akan mencari Jared.

Sebenarnya aku tidak tahu, ada apa antara Jared dan Kyle. Mengapa lelaki itu kembali padaku dan mengapa ia menawarkan kenikmatan seperti kami berkencan dulu? Aku menolak untuk bertanya, meski penasaran, cukup menikmati yang ada bersama Jared.

"Tidak apa-apa." Kuputar tubuhku agar berhadapan langsung dengan Jared. "Aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan golden ticket-ku."

"Golden ticket bersama Lindemanm, eh?" Jared menaikkan sebelah alisnya dan aku tidak mungkin memberitahunya.

"Well, apa pun yang kau pikirkan. Aku dan dia hanya saling mengobrol lalu menjadi teman," jelasku tidak sepenuhnya berbohong karena memang kami berteman.

Berteman dalam artian contract partner.

Meninggalkan ciuman di kening Jared, aku memutuskan untuk pergi sekarang juga. Keluar kamar dengan bantuan Jared sebagai mata-mata untuk memastikan, bahwa tidak ada siapa pun di luar kemudian pergi seorang diri menuju ballroom.

Beberapa model berjalan elegan di atas catwalk dan kulihat ada Kyle di sana. Wanita itu mengenakan-memamerkan keunggulan-bikini produk terbaru dari Christian's Woman. Mengamati Kyle hingga ujung panggung, aku yakin tidak ada masalah di antara mereka berdua.

Jadi pertanyaannya adalah, Jared melakukan ini untuk apa? Dan aku yang membiarkannya juga untuk apa?

Kupikir bercinta dengan Jared akan menimbulkan akhir yang bahagia. Maksudku, seperti Jared memintaku untuk kembali, mengatakan bahwa pertunangan mereka batal. Namun, nyatanya hal itu tidak terjadi. Kami hanya melakukan seks lalu berakhir begitu saja.

Berbeda dengan Harding. Dia memintaku sebuah komitmen, meski bersifat sementara dan meski awalnya hanya sekadar kencan semalam.

"Barbara." Aku menoleh saat suara bariton khas Harding memanggilku dari arah belakang. "Hampir satu jam di dalam toilet. Kau sedang apa di sana? Menyelesaikan panggilan alam atau masturbasi tiada henti?"

Wajahku memerah saat Harding mengatakan masturbasi, meski bukan karena itu alasannya. Aku merasa, seperti tertangkap basah telah melakukan pelepasan dan kuharap Harding tidak mengetahui dengan siapa aku melakukannya.

Sial! Memikirkan hal itu membuatku merasa bahwa Harding adalah pacarku yang perasaannya harus kujaga.

"Well, jika kau benar-benar ingin tahu. Aku melakukan rutinitas perempuan pada umumnya di toilet-yang mana, para laki-laki tidak akan mengerti-lalu memutuskan berkeliling di sekitar hotel karena sebenarnya, ini kali pertama aku menginjakkan kaki di sini."

The Hottest Night With You [END]Where stories live. Discover now