CHAPTER 021

13.9K 630 15
                                    

"SETELAH MENDAPAT KEPUASAN, dia mengatakan itu di hadapan Harding, di hadapan semua orang seolah dirinya seorang fuckboy paling hebat se-alam semesta." Aku menggoyang-goyangkan jemari di depan pelipis, memberi isyarat bahwa ini sangat tidak masuk akal dan kembali berujar, ketika mengingat sesuatu. Aku menjentikkan jari. "Oh, satu lagi, bahkan di depan Kyle, tunangannya! He's a super insane!" Sengaja menekankan kalimat terakhir di depan Kate dan Veronica, kuletakkan segelas jus mangga yang telah tandas di atas meja dengan keras sebagai penutup cerita.

Ya, penutup cerita yang benar-benar menguras tenaga dan juga hati.

"Jadi, menurut kalian, siapa yang paling brengsek?" tanyaku, berharap mereka berdua akan menjawab Jared dan membela kaum perempuan.

Akan tetapi, dari raut wajah tersebut tidak sedikit pun kutemukan ekspresi berapi-api karena marah di sana.

Well, aku sedikit ....

... kecewa.

Kate melipat kakinya, menjadikan kedua paha saling terlilit seolah memamerkan kulit tanned dari balik mini skirt, hasil berjemur di pantai Santa Cruz. Ia melirik ke arah Veronica lalu mengedikkan bahu dan di balas mengangkat tangan oleh Veronica.

Baiklah, ada komunikasi melalui telepati di sini dan aku adalah satu-satunya yang tidak mengerti.

"Aku tidak membenarkan siapa pun, jadi kukatakan semua orang selain Harding adalah manusia brengsek." Kate berkata dengan begitu entengnya, seolah membela saudara kandung tidak dibenarkan untuk saat ini.

Menoleh ke arah Veronica, kuberikan gadis itu tatapan meminta pembelaan.

Oh, ayolah, Veronica, aku berjanji akan memakan oreo rasa pasta gigi jika kau memang ingin melakukan eksperimen rasa.

Namun, wanita itu hanya mengedikkan bahu sambil menggigit pizza yang menyebarkan aroma keju meleleh.

"Untuk kasus sialan ini, kau beruntung, Barbara. Harding berhati malaikat." Kate melanjutkan kalimatnya, sedangkan aku menaikkan sebelah alisku. "Dia tidak memutus kontrak, tidak menarik semua hadiah mewahnya, tapi justru menawarkan perlindungan dan pekerjaan setelah tahu kau dipecat secara halus."

"Bukan dipecat, hanya diliburkan sampai waktu yang tidak dikatakan," ralatku, mencoba berpikir positif mengenai Mrs. Robinson.

"Kau dipecat, Barbara," sela Veronica-mematahkan hatiku, "dia mantan bosku juga."

"Oh, really?"

"Offcourse, dia memperlakukanku sama sepertimu."

"Lalu mengapa kau merekomendasikan bahkan memberiku tiket masuk ke lembaga itu?!"

Veronica mengigit potongan pizza terakhir yang ada di tangannya. "Cause ... kupikir kau gadis culun, si kutu buku yang seksi."

"Hollyshit!" makiku sambil melempar kentang goreng ke arah Veronica, wanita itu membalasnya, dan Kate berdeham, menghentikan aktivitas kekanakan kami.

"Berhentilah membuang makanan, bitches! Kalian mendapatkan ini secara gratis," kata Kate dengan nada datar yang membuatku meneguk saliva.

Jika sudah seperti ini, aku pun tidak menyangka bahwa Kate akan seserius ini menghadapi masalah reputasi adiknya.

"Jadi sekarang rencana apa yang kau pikirkan?" Kate bertanya dengan nada super rendah, menandakan dia akan menggunakan otaknya untuk menanggapi semua ucapanku. "Kita tidak punya banyak waktu, hingga membuat Jared berpikir bahwa dirinya benar-benar berada di atas awan."

"Noway, it's never happen," ujarku yang entah bagaimana bisa bersamaan, bahkan sama persis dengan Veronica.

Kami saling pandang kemudian tersenyum dan melakukan toast.

Bebanku sedikit terangkat. Sungguh.

"Tidak rumit. Kita hanya perlu mengadakan pesta pertunangan, kemudian Coraline akan mengambil alih untuk Jared dan Kate kumohon kau juga berperan seperti Coraline, sebab mustahil jika Veronica yang mela-"

"Kau ingin aku menggoda si Sinting Jared itu, eh?" Kate menggeleng. "No way, aku wanita dengan gelar seorang ibu."

"Tidak. Bukan seperti itu," ralatku cepat, sambil memberikan tanda 'X' menggunakan kedua lengan.

"Kau dan Coraline, tugas kalian saling berhubungan," kata Veronica, masih menikmati pizza kejunya sehingga di antara kami bertiga, dialah yang paling sedikit suaranya. "Ibarat Coraline di depan panggung dan kau di belakang panggung.

"Sedangkan aku, hanya sebagai mata-mata sekaligus berperan sebagai wanita sok akrab yang akan berbincang banyak pada Kyle."

"Well, aku tidak bisa menangkap jelas rencana kalian." Kate menatap kami berdua secara bergantian, membuatku gemas karena seharusnya rencana ini terdengar cukup mudah.

Pasalnya, ini hanya kejutan kecil ala anak remaja high school.

"Kau cukup berada di belakang Coraline, tidak sebagai wanita penggoda," ucapku sambil menepuk-nepuk pundak Kate dan kulihat ia bernapas lega.

Lucu juga. Kate bukan seperti ini pada awalnya.

Dulu waktu kami masih sama-sama remaja, Kate adalah gadis nomor satu di Manhattan. Kate cantik, cerdas, multitalenta, dan tentu saja populer. Saking populernya, dia pernah memecahkan rekor mendapat tawaran kencan sebanyak tiga puluh orang di hari valentine (yang mana aku hanya bisa diradius lima lelaki).

Namun, sangat disayangkan, masa-masa itu lenyap saat Kate bertemu mantan suaminya ketika mereka lulus SMA. Kepercayaan diri Kate dirampas, menjadi korban kekerasan mental serta fisik sejak pacaran, hingga memutuskan tinggal bersama kemudian menikah, dan berakhir dengan perceraian setelah melahirkan si kembar.

Sungguh, kami tidak mengetahui hal itu, sebab Kate begitu pandai menyembunyikannya. Lelaki itu juga manipulatif, sehingga-dulu-saat Kate mengadu-kami sekeluarga sepakat mengatakan bahwa Kate telah dicuci otaknya.

Akhirnya, sekarang Kate menjadi wanita yang menutup rapat hatinya untuk seorang lelaki. Bahkan selalu menghindar yang namanya berkenalan dengan modus kencan buta.

"Coraline meneleponmu," ujar Veronica tiba-tiba yang tanpa kuketahui, sejak tadi sibuk memainkan game Free Fire di ponselku. Ia memberikan ponsel tersebut ke arahku, tapi Kate terlebih dahulu mengambilnya.

... dan terjatuh.

Tertendang oleh salah seorang pelanggan.

Kemudian ketika aku ingin mengambil, sekaligus menegur kesalahan berulangnya ....

"Gotcha!"

Kilatan flash kamera menyapaku.

Begitu banyak.

Terlalu menyilaukan.

Dan ....

Sial! Aku lengah.

***

Kurasa cerita ini bertele2. Maaf ya semoga kalian bisa bersabar.

Yg tanya di mana Harding, ya dia lagi kerja makanya gak nongol dulu. 😂😂

The Hottest Night With You [END]Where stories live. Discover now