CHAPTER 015

17.7K 667 23
                                    

KEPERCAYAAN DIRIKU MENINGKAT.

Gaun perak—pilihan Harding—yang kukenakan luar biasa indah dan mewah, begitu pula dengan sepasang high heels dengan butiran permata tiruan semakin memperindah kaki jenjangku, serta anting ini ... astaga! Tidak perlu diragukan lagi berapa dollar Harding harus mendapatkannya (Jika itu aku, maka butuh sepuluh tahun menabung dengan gaji pokok tanpa potongan).

Menurutku Harding sangat bertanggung jawab atas penampilanku saat ia memutuskan untuk mengajakku ke peragaan busana Christian's Woman, di Four Seasons Seattle Hotel. Harding membuatnya begitu sempurna, indah, serta memesona, hingga bisikan penuh pujian pun tidak pernah jauh dari indra pendengaranku. Namun, semua kesempurnaan itu tidak berlangsung lama. Terutama saat kulihat seseorang mengucapkan kalimat paling sederhana di dunia, yaitu;

I miss you, Barbara Holder.

Serius. Aku melihat, bukan mendengar sebab jarak menjadi penghalang utamanya. Dentuman musik pengiring dan panggung catwalk mewah, tempat para model berlenggak-lenggok untuk memperlihatkan keindahan pakaian Christian's Woman musim ini, menjadikan perasaan mustahil menjadi hal wajar sekadar untuk berteriak mengucapkan kalimat sederhana tersebut.

—tapi jika itu aku dan aku menyukainya, maka pasti akan kulakukan.

Sayangnya, dia bukan aku. Dia tidak haus perhatian orang lain dan dia adalah lelaki yang pernah memanaskan ranjangku.

Dia begitu hot dengan balutan kemeja abu-abu terang dan memabukan bagai candu saat melihat bibir tipisnya.

Oh, sial! Aku benar-benar menjadi melankolis, kuharap kalian tidak merasa aneh dengan pikiranku barusan. Tapi sungguh, aku tidak berbohong tentang semua hal yang kuucapkan, mengenai Harding atau pun dia.

Yeah, dia yang kumaksud adalah Jared Stephen—mantan pacarku.

Di kursi seberang tempat kami berada, Jared memutuskan untuk bangkit. Ia menatapku, memberikan isyarat agar aku mengikutinya dan tentu saja, dengan senang hati aku melakukannya melalui alasan paling pasaran, yaitu mengatakan pada Harding bahwa aku ingin ke toilet agar lelaki itu tidak mengekoriku.

Beruntungnya dia setuju, tanpa banyak bertanya, tapi tetap dengan gombalan murahannya.

Keluar dari ballroom, aku mengejarnya seperti orang bodoh yang melupakan betapa fatal kesalahan lelaki itu di masa lalu. Meninggalkanku demi bertunangan dengan selingkuhan modelnya, seolah bukan apa-apa untuk menjadi alasan agar aku mengejar serta mencari keberadaan Jared.

Sungguh sinting. Apa aku masih mencintai si brengsek itu? Kuharap tidak karena jika benar, berarti sama saja seperti aku adalah budak cinta dan ini konyol.

"Ternyata benar itu kau, Barbara." Aku terkejut saat seseorang memelukku—di sudut lobby hotel—dari belakang dan ketika melihat lengan, serta mencium aroma parfume-nya aku langsung tersadar, dia Jared.

Jared masih sama seperti terakhir kami bersama, dan aku senang dia memelukku lagi.

Aku memutar tubuhku, setelah merenggangkan pelukan Jared dan menatap lelaki yang kini berada di hadapanku.

"Katakan bahwa itu bukan halusinasi, Jared," tuntutku pada Jared ketika lelaki itu menatapku, sambil mengusap punggung telanjangku.

Oh my Godness, aku rindu sentuhan ini. Dia masih berpengaruh rupanya.

"Bukan. Sama sekali bukan halusinasi, Barbara." Jared mengatakan itu dengan suara setengah berbisik, membuat buluku meremang hingga ingin sekali menariknya agar sedikit lebih dekat denganku. "Ke mana saja kau?"

Mengernyit sesaat, seharusnya Jared tidak bertanya ke mana diriku. Andai dia tahu bahwa aku masih berada di tempat yang sama, meski dia telah ....

Goddammed! Akhirnya aku mengingat statusnya. "Sial, jauhkan pelukanmu, Brengsek." Mendorong tubuh Jared, aku mundur selangkah menjaga jarak agar tidak ada media yang menangkap aktivitas kami barusan.

"Barbara, aku tahu kau luar biasa marah padaku, tapi ...." Jared mengenggam kedua bahuku dengan tangan besarnya. "Sungguh, aku merindukanmu hingga terasa begitu gila."

"Pendusta."

"Kau sungguh luar biasa, Barb. Aku bahkan tercengang dan tidak bisa menyembunyikan perasaan yang sama seperti dulu."

Oh, Jared, how sweet you are.

"Apa pun yang terjadi kemarin, itu diluar kendali, Barbara. Kau tahu, hanya kau yang bisa membuatku segila ini."

Aku tersenyum mendengarnya. Ini Jaredku dan dia kembali. "Damn, you, Jared."

Jared mengabaikan umpatanku. Yang ada justru ia balik tersenyum manis dan kembali menarik tubuhku agar merapat dengannya. Hingga sentuhan paling lembut, tapi menyembunyikan hasrat itu terwujud dan aku larut di dalamnya.

"Aku merindukanmu, Jared," bisikku di sela napas yang saling berburu di antara ciuman kami. "Apa pun yang kukatakan saat kau pergi, tentang move on, idiot, dan ... sial! Still I can't move."

Senyum Jared, tergambar jelas di wajahnya. "Kau tahu, Barb." Jared kembali mencium bibirku, menelusupkan lidahnya di dalamku. "Kau sungguh cantik dengan gaun silver ini."

"Itu bukan masalahnya, Jared." Bernapas tersengal-sengal, akal sehatku kembali akan keberadaan kami yang tidak aman. Aku melihat sekeliling, khawatir jika terdapat media di sekitar kami. "Masalahnya, aku menolak terlibat skandal."

Jared menaikkan sebelah alisnya. "Kau berkencan dengan Harding?"

"Bukan aku, tapi kau yang bersama Kyle Dawson."

"Dia bukan masalah, Barb."

"Medialah masalah—" Ucapanku terputus saat Jared memutuskannya dengan ciuman keras di leherku.

"Kamarku 1208, jika kau mau pergi bersama. Melanjutkan ini." Seringai khas Jared tergambar di wajahnya. Tampak jahat, mematikan, tapi seksi.

Jared menarik tanganku, membawaku masuk ke dalam lift. Namun, aku menahannya. Tidak mungkin ini akan berlanjut, Jared adalah tunangan Kyle dan wanita itu adalah sosok di mana paparazzi menyukainya. Sehingga jika aku bersama Jared, maka—

"Jika kau khawatir tentang paparazzi disekitarku, itu tidak akan terjadi, Barb." Jared menyelipkan sejumput rambut ke balik telingaku. "I'm sure you will like it, Babe."

"Make sure, Jared ... sial! Kau melenyapkan akal sehatku."

"Yes, I am." Jared menekan tombol pada lift lalu berbisik tepat di telingaku. "Let's make the amazing trip, Babe."

The Hottest Night With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang