27. BENTURAN

1.6K 84 2
                                    

%%%

"Mama sama papa kenapa? " tanya Liona panik.

"Duduk dulu! " suruh Arya merangkul bahu adiknya.

"Bang! " ucap Liona mendorong Arya dan menjauhkan tubuhnya.

Wajah cantik Liona bercucuran keringat, matanya sembab dan berkaca-kaca. Kakinya tidak memakai alas apapun sehingga terdapat luka di beberapa bagian.

"Kamu tenang dulu sayang" tegur Tasya.

"Gak bisa tante! Mama sama papa kenapa?! Aku tanya ke kalian semua, mama sama papa kenapa?! " teriak Liona lalu menutup mulutnya menggunakan satu tangan dan matanya sudah banjir air mata.

Semua orang yang ada di depan ruangan itu panik, mereka takut akan terjadi sesuatu pada Hanna dan Bayu sekaligus mereka juga panik melihat putri mereka seperti itu.

"We are here, you're not alone, please don't cry baby! " bisik Arya pada telinga Liona sambil memeluk tubuh rapuh gadis itu.

"Gue takut" lirih Liona.

"Jangan takut, kita semua disini, kita semua doain mama sama papa. Semoga mereka baik-baik aja, kamu harus tenang" ucap Arya sambil perlahan menuntun Liona sampai akhirnya keduanya duduk di kursi tunggu.

Liona membalas pelukan Arya dan menangis sejadi-jadinya di dada bidang pria itu. Memang jika semua hal yang menyangkut orangtuanya, maka Liona akan serapuh ini, berbeda dengan Liora dan Arya yang dapat menutup semua kerapuhannya.

Liona memang bisa, sangat bisa menutupi semua kerapuhannya. Namun bila sudah menyangkut orangtuanya, maka dirinya akan lemah, sangat.

"Kita beliin minum sama makan dulu ya? " tanya Laura tanpa suara sambil menatap Arya yang juga menatapnya.

Arya hanya mengangguk sekali sebagai jawaban dan Bule Lokal minus Liora dan Liona segera pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli minuman dan makanan.

"Gimana ceritanya? " tanya Liora duduk disamping Arya.

"Panjang, susah kalau di ceritain. Oh iya kok ini Nana bisa luka-luka gini? Pakai jersey basket lagi, lo juga, tadi temen-temen yang lain juga, abis basket emangnya? " tanya Arya.

"Iya bang, tadi abis basket terus lo telfon Nana pas dia istirahat abis jatuh karna mau triplle point tapi malah kesandung, udah lepas sepatu juga. Terus lo telfon, dia langsung panik dan langsung ke mobil, soalnya tadi bawa mobilnya Lea" jelas Liora.

"Yang nyetir? " tanya Arya menaikkan satu alisnya.

"Tuh" ucap Liora menatap adiknya yang tertidur dipelukan kakaknya.

"Aduh, kok Nana sih yang nyetir? 'Kan dia masih belum bisa! " omel Arya.

"Ya dia panik bang, Dhea udah bilang biar dia aja, tapi Nana kekeuh mau yang nyetir. Tadi aja pada takut, hampir mati berjamaah malah! " ucap Liora sambil menyandarkan punggungnya.

"Astagfirullah! Untung gak kenapa-napa, sekarang udah ketiduran 'kan, pasti capek" ucap Arya tersenyum tipis sambil mengusap dahi Liona dan menyingkirkan rambut penuh keringat dan air mata di wajah cantiknya.

Dari Benci jadi Cinta || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang