58. BOHONG

1.3K 83 7
                                    

%%%

"Kalian kok kesini? " tanya Liona berdiri dari jongkoknya di ikuti Rifqi yang ikut berdiri.

"Kita buntutin lo tadi, kita heran pas lo gak mau ikut bareng sama Aisya" ucap Laura mendekati keduanya.

"Gue turut sedih atas meninggalnya Linda, gue gak nyangka dia bakal bunuh diri" sahut Anggela.

"Gue minta maaf dulu pernah sudutin lo di keramaian, bahkan di depan keluarga besar lo sendiri" ucap Aisya mengelus pinggiran nisan marmer tersebut.

"Ini bukan salah kalian"

Bule Lokal mendongak menatap seseorang yang baru saja berbicara tersebut. Mereka menunggunya kembali berbicara.

"Ini salah gue karena gue yang mulai semuanya, gue yang mulai semua masalah ini"

"Emang kejadiannya gimana? " tanya Liona hati-hati.

"Gue sama dia sempet pacaran waktu kelas dua tapi cuma jalan dua bulan, terus pas kelas tiga kita deket lagi tapi posisinya dia pacaran sama Arya. Terus dia mau balikan sama gue, gue yang udah anggep dia temen biasa gak mau. Terus dia bilang kalau beneran cinta sama gue bahkan dia rela gue 'anu' dan berakhir bikin dia hamil anak gue"

"Gue gak bisa tanggung jawab karena masalah ekonomi keluarga gue, terus setelah dia bunuh diri gue putusin untuk ke Bandung sama beberapa temen gue buat kerja disana. And then gue disini sekarang, bokap temen gue yang punya coffe shop disana buka cabang disini dan gue sama yang lain di pindahin kesini, tapi gak semua juga" ucap Rifqi mengakhiri ceritanya dengan mengendikkan bahunya dan tersenyum tipis.

"Jadi lo gak kuliah? " tanya Laura.

"Gue kumpulin uangnya dulu buat biaya"

Mereka mengangguk mengerti, kemudian berdoa bersama untuk Linda. Beberapa saat setelah berdoa, hujan tiba-tiba mengguyur ibu kota membuat mereka sedikit terkejut dan segera berlari mencari tempat untuk berteduh.

Liona yang tangannya masih sakit sedikit kesulitan saat berlari apalagi dalam kondisi hujan. Rifqi yang melihatnya segera menghampirinya lalu melepas jaketnya dan menggunakannya untuk menutup kepala Liona menghalangi air hujan mengenai gadis itu.

"Makasih" ucap Liona tersenyum tipis.

"Pelan-pelan aja" ucap Rifqi merangkul bahu Liona dan berjalan pelan menuju posko yang tidak jauh dari keduanya.

Sampai di posko, Rifqi membiarkan jaketnya dipakai oleh Liona dengan menyampirkannya pada kedua bahu gadis itu untuk sedikit menghalau dingin.

"Tangan lo basah, Na" ucap Anggela melihat tangan Liona yang terperban ikut basah.

"Iya gak tembus sampai dalem kok, nanti di rumah biar gue ganti perbannya" ucap Liona diangguki yang lain.

Bule Lokal plus Rifqi menggosok-gosok tangan mereka beberapa kali guna mencari kehangatan. Liona menoleh memperhatikan Rifqi di sampingnya yang tidak memakai jaket sendiri.

"Eh, lo pakai jaketnya aja. Gue gak papa kok" ucap Liona berniat melepas jaket yang tersampir di bahunya.

"Gak, lo pakai aja" tolak Rifqi membenarkan jaketnya di tubuh Liona.

Liona tersenyum tipis kemudian membiarkan cowok itu meminjamkan jaketnya padanya.

"Dingin banget ya? " tanya Rifqi diangguki Liona.

"Sini gue bantu hangatin" ucap Rifqi kemudian menggosok tangannya beberapa kali lalu menggenggam tangan Liona.

Liona tersenyum memperhatikan perhatian yang Rifqi berikan untuknya. Gadis itu merasa nyaman dan aman ketika berada di dekatnya.

Dari Benci jadi Cinta || sfnauraaa ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora