65. SEBUAH MUKJIZAT

1.9K 95 23
                                    

%%%

"ENGGAK! GAK MUNGKIN! INI GAK MUNGKIN! NANA BAIK-BAIK AJA! "

Teriakan Leo yang tiba-tiba membuat atensi semua orang disana terkejut dan menatap lelaki itu. Leo berlari menerobos dokter dan masuk ke ruang operasi.

Mencegah beberapa suster yang sedang melepas alat di tubuh Liona. Leo langsung berdiri kaku saat melihat wajah pucat istrinya. Lelaki itu menangis histeris dan langsung memeluk tubuh tidak bernyawa Liona dengan erat.

Menangis sambil terus memohon kepada Tuhan untuk mengembalikan Liona padanya.

"Aku mohon bangun" lirih Leo pilu.

Lelaki itu masih menangis keras menolak kenyataan bahwa Liona sudah tiada. Leo masih memeluk tubuh yang mulai kaku itu tanpa ingin melepaskannya.

"Aku minta maaf, aku nyesel. Aku bodoh udah gak peduliin kamu, aku bodoh karena milih Amel. Aku minta maaf, aku gak bisa jagain kamu dengan baik. Aku janji kalau kamu bangun lagi aku bakal cintai kamu juga, aku bakal jagain kamu, aku bakal ajak kamu jalan-jalan"

Dokter dan beberapa orang yang sedari tadi menunggu operasi Liona ikut merasakan apa yang Leo rasakan saat ini. Mereka berdiri di belakang Leo membiarkan lelaki itu menumpahkan segala kesesalannya.

"Nanti kalau kamu bangun kita main bareng ya? Nanti aku ajak kamu keliling Jakarta, nanti kalau kita udah lulus kita honey moon juga ke Bali. Mau 'kan? Ayo bangun, nanti kita bahagia bareng-bareng" ucap Leo mengusap kening istrinya dan menatap wajah putih pucat itu.

"Aku tau kamu bisa denger aku. Aku mohon bangun, aku disini nungguin kamu. Aku tau kamu kuat. Aku tau kamu bisa denger aku sekarang, maka dari itu kamu harus berjuang. Perjuangan kamu belum selesai, kamu boleh istirahat tapi kamu gak boleh nyerah. Aku disini nunggu kamu, ayo aku tungguin kamu berjuang lagi"

"Sakit? Iya sayang? Sakitnya kasih ke aku aja ya? Biar aku yang ngerasain sakitnya, kamu jangan"

"Leo, Nana udah gak ada. Ikhlasin sayang" ucapan mama Hanna membuat Leo langsung menggeleng kuat.

"Enggak ma! Nana itu masih hidup! Aku lagi ngobrol sama Nana. Nana bilang Nana capek, Nana sakit, Nana pengen berhenti. Tapi Leo gak ijinin Nana buat berhenti ma"

Ucapan Leo yang masih terus mengusap wajah Liona membuat orang-orang disana kembali menitikkan air mata.

"Nana ayo bangun" lirih Leo menelungkupkan kepalanya di leher Liona.

Keluarga Liona, keluarga Leo, Bule Lokal, Arsya, Lukman, dan Rifqi. Mereka sudah pasrah dan memilih keluar dari ruang operasi. Mereka akan berusaha mengikhlaskan Liona pergi untuk selamanya.

"Dokter! Jantungnya kembali berdetak! "

Ucapan salah satu suster itu langsung membuat mereka yang akan keluar langsung kembali berbalik.

"Pasangkan lagi alat yang sudah kalian lepas! Bersyukur kalian belum melepas semuanya. Ayo berjuang sekali lagi! "

Suster-suster itu mengangguk semangat. Tangis lega Leo dan orang-orang yang menyayangi Liona terdengar. Cowok itu masih belum melepas pelukannya.

"Kami akan berusaha lagi sekuat tenaga, mohon kalian tunggu diluar. Doakan saja yang terbaik" ucap dokter menggiring mereka keluar.

Leo masih memeluk tubuh Liona. Menangis tidak percaya namun juga amat bersyukur.

"Aku tau kamu emang denger aku" ucap Leo tersenyum menatap wajah Liona.

"Tolong tunggu diluar kak" tegur seorang suster.

Dari Benci jadi Cinta || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang