43. MERESAHKAN

1.6K 91 10
                                    

%%%

"Enggak! Gak boleh! Anak saya, anak saya baik-baik saja! Menantu saya! Mereka baik-baik saja! "

"Ma, mama tenang dulu. Iya Nana sama Leo pasti baik-baik aja," ucap Liora menenangkan.

"Saya permisi," ucap suster yang baru saja memberitahukan keadaan Leo dan Liona yang masih di tangani oleh dokter.

"Hanna! Hanna! Gimana? " tanya Monica - yang baru saja tiba dan langsung duduk di samping sahabatnya setelah Liora menyingkir - yang dibalas gelengan kepala oleh Hanna.

Tubuh Monica langsung lemas, sebelumnya wanita itu ada di kantor perusahaan milik suaminya untuk membantu perpindahan kekuasaan dan berkas-berkas yang harus Leo pelajari setelah lulus nanti.

"Kamu tenang dulu, mereka pasti baik-baik aja" ucap Gransmith menenangkan istrinya.

"Gimana aku bisa tenang?! Anak aku di dalem! Calon menantuku juga! Ibu mana yang bisa tenang denger kabar buruk kaya gini?! " teriak Monica memukul dada suaminya secara membabi buta.

Gransmith yang di perlulakukan seperti itu hanya bisa diam dan menerima. Mendekap istrinya dengan erat hingga wanita itu mulai melemah dan membalas pelukannya.

"Ra" panggil Liam.

"Hm? " deham Liora membalas panggilan calon suami yang saat ini sedang duduk di sampingnya.

"Makan dulu yuk? Kamu belum makan dari pagi" ajak Liam menggenggam tangan Liora.

"Badan kamu panas"

Liora menunduk lalu menghela nafas panjang. Badannya terasa lemas sekarang. Mungkin memang benar kata orang jika ikatan anak kembar sangatlah kuat. Seperti Liona dan Liora saat ini, saat Liona merasakan sakit maka Liora juga akan merasakannya.

Liora menyandarkan kepalanya di bahu tegap Liam. Memejamkan matanya untuk menenangkan hati dan pikirannya yang saat ini sedang kacau balau.

"Aku mau gini dulu, bentar aja kok" ucap Liora tanpa mengubah posisinya dan tetap memejamkan matanya.

Liam mengerti perasaan Liora saat ini. Lelaki itu merangkul bahu kekasihnya dan mengelusnya pelan. Berpindah ke kepala gadis itu dan mengusapnya memberikan kenyamanan.

"Mereka pasti baik-baik aja" bisik Liam.

%%%

Bunyi mesin EKG yang terdengar nyaring memenuhi sebuah ruangan serba putih dan berbau obat yang kini terdapat dua keluarga sedang berkumpul disana.

"Nana, ayo bangun sayang! Mama kangen," lirih Hanna mengusap kepala Liona dengan sayang.

"Ayo bangun! Bunda pengen liat kamu gak bisa diem lagi," ucap Monica mengusap lengan Liona lembut.

"Sabar, baru satu jam yang lalu mereka di pindahin ke ruang inap dan kalian udah kangen gitu," cibir Bayu.

"Ih! Kamu tuh mending diem aja deh! " kesal Hanna memukul bahu suaminya.

"Halah! Mending sholat, doain yang terbaik buat mereka. Udah jam 8, ayo ke masjid! " ajak Bayu.

"Yaudah ayo! Tapi aku sama Rara nanti aja gantian" ucap Hanna.

"Aku juga mau disini dulu! Sama aku aja jeng! " sahut Monica.

"Kamu gak mau liatin anakmu dulu? Kasian dia sendirian, gak ada yang khawatir in dia" tanya Hanna.

"Halah dia mah orangnya suka ngeprank gitu! Palingan sebenernya udah bangun tuh gak ngerasain sakit apa-apa," balas Monica santai.

"Nana juga suka cengengesan deh, jangan-jangan nih anak lagi ngeprank juga nih! Heh! Bangun lu! Becanda mulu! " sahut Bayu menepuk pelan lengan Liona.

Dari Benci jadi Cinta || sfnauraaa ✔Where stories live. Discover now