Part 35-Mommy

664 22 9
                                    

"im not your problem anymore so who am i offending now?"

[ exile-taylor swift ]

............

Alo membelalak, menatap Austin tidak percaya. "Julian. Tidak mungkin Julian yang membunuh kakekku. Aku menemuinya setelah Zach dibawa lari."

"Lucu sekali karena saat itu Julian berada di mansionmu. Mereka memutuskan untuk mencarimu ketika mengetahui kakekmu datang sendiri. Kau pikir mereka akan membiarkanmu pergi?" Austin mengurungkan niatnya untuk meninggalkan ruangan itu, tertarik pada kebingungan Alo.

 Kau pikir mereka akan membiarkanmu pergi?" Austin mengurungkan niatnya untuk meninggalkan ruangan itu, tertarik pada kebingungan Alo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tunggu, jadi pada saat itu Julian sedang memihak ayahnya bukan? Michael Dalton memihak keluargamu saat itu. Bagaimana bisa dia tiba-tiba memihak Hunt?"

Austin hanya memandangi Alo tenang. Kedua tangannya dimasukkan ke saku,dengan dagu sedikit terangkat menyiratkan keangkuhan.

Alo melangkah mendekat, menatap lekat-lekat mata perak Austin. "Dia mengetahui sesuatu tentang bayinya. Jika pada saat itu Julian memihak padamu, dia tidak mungkin tahu jika kakekku berencana untuk menggugurkannya."

Austin menatap Alo lurus. Alisnya mendatar seolah dia menghapus emosi dalam wajahnya. "Kata bayi masih terucap asing bagimu?"

Alo terdiam. Pikirannya berkecamuk. "Tidak."

Austin menatap Alo lurus, kemudian bibirnya bergerak, "Oh, Alo, tidak ada dua pihak disini. Cerita tentang Julian yang berpindah-pindah pihak hanyalah karanganku."

Ruangan itu sunyi. Hanya terdengar napas Alo yang memburu sejalan dengan pikirannya mencerna kata-kata Austin. Kemudian fakta itu memukul Alo. Menghempasnya ke ujung emosinya.

Alo bergerak maju, menampar Austin. "Kau—kau yang merencanakan semuanya."

Austin meluruskan pandangannya, menatap Alo datar seolah tamparan tadi tak berarti apa-apa.

Alo menggeram. Kedua tangannya yang terkepal gemetar. "Kau yang menyusun semua rencananya sedari awal. Kau sengaja membuat Julian memperkosaku malam itu. Kau tahu tentang Zach yang mabuk dan..."

Alo terhenyak. "Zach..."

"Don't trust anyone, Alo. Zach is one of us."

Alo terbelalak. Dia merasa kotor, bodoh, sendirian. "Kau sengaja menyetujui perjanjian yang kutawarkan dan kau—"

Austin memandangi Alo yang nyaris menangis di depannya. Gadis itu tampak rapuh, pandangannya getir. "Kakekmu memiliki sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang: kedudukan, kekuasaan, kehormatan. Membunuh pewarisnya sama saja dengan bunuh diri. Itulah kenapa rencananya adalah menghancurkanmu secara mental. Menarik ulur, membuatmu berpikir naif bahwa kau lebih unggul dariku."

Alo menggapai meja, mencoba menahan berat tubuhnya. Pikirannya kosong, dirinya seperti baru saja diruntuhkan dari dalam. "Lucu sekali karena Julian menggagalkan rencanamu berkali-kali."

"Tidak ada yang gagal, Alo," Austin tersenyum tipis. "Keluarga Hunt dan Keluargaku, Millar, tidak pernah bermusuhan. Kami hanya mempermainkan kalian."

Alo menatap Austin tidak percaya. Bagaimana Alo tidak menyadari bahwa mereka hanya mengulur waktu? Bagaimana Alo tidak menyadari bahwa dia hanya dipermainkan? Bagaimana bisa Alo tidak paham bahwa Zach diam-diam menjadi bagian dari mereka?

"Sesimpel itu Alo: kau sendirian menghadapi sekutu," Austin menggerakkan ibu jarinya menyentuh bibir bawah Alo ringan. "Dan kau, justru memberiku jalan untuk menghancurkan kakak dan nenekmu. Sebelumnya aku bahkan tidak tahu jika mereka masih hidup."

"Bagaimana kau tahu tentang nenekku?" Alo menatap Austin tajam.

"Perempuan tua yang kau temui di jembatan Salamanca, Spanyol. Aku tahu kakakmu dan dirinya hendak mengamankanmu saat itu. Sayangnya aku juga disana," Austin memainkan bibir Alo dengan jemarinya. "Megamati dengan mata kecilku."

Tubuh Alo meremang ketika suara Austin memudar pada kalimat terakhirnya. Pelan, serak, dan menakutkan. "Apa lagi yang kau ketahui, Austin?"

"Semuanya. Aku tahu kenapa kau datang padaku Alo. Aku tahu rencanamu," Austin mendekat, memberi Alo sebuah kecupan denga gigitan samar. "Kau mengira akulah yang membunuh kakekmu lalu kau menggunakannya untuk mengancamku. Kau mengira aku akan meruntuhkan Keluarga Hunt agar kau mecabut tuntutanmu."

Alo menarik napasnya dalam. Ketika jemari Austin meggerayangi lehernya perlahan dengan lihai.

"Kau berpikir aku tidak tahu bahwa kakakmu dan nenekmu masih hidup. Sayangnya, aku tidak sengaja menguping pembicaraan kalian di Rusia tiga hari setelah kau dinyatakan hilang di Spanyol," Austin menyunggingkan senyum miringnya sembari melingkarkan jemarinya pada leher Alo, mencekiknya pelan. "Kau pintar, tapi tidak cukup berhati-hati, Alo."

Alo menatap Austin geram lalu menyentak menjauh dari Austin. "Lalu apa yang akan kau lakukan, Austin?"

Lelaki itu memandangi Alo dari ujung kaki hingga kepalanya. Menggumam pelan sebelum akhirnya berbisik, "Oh, I will call you mommy."

Kills and Kisses (21+)Where stories live. Discover now