Part 34-Make Out Hill

896 30 34
                                    

"i want you out of my head, i want you out of my bed trough the night"

[goodbyes-post malone]

this part might contain vulgar language, mature stuff, and strong languange. (21+)

................

Alo meringkuk menjauh dari rengkuhan kedua lengan kekar Austin yang melingkari pinggangnya dari belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alo meringkuk menjauh dari rengkuhan kedua lengan kekar Austin yang melingkari pinggangnya dari belakang. Napas mereka masih memburu dan Alo tak mau berada satu detik saja lebih lama di dekat lelaki bermata perak itu. Tubuhnya mengirim rangsang menyentak ketika jemari Austin kembali bergerak, menyentuhnya. Membuat Alo menahan napasnya.

Jemari Austin bergerak menggeranyangi paha Alo di balik selimut satin emas yang menutupi sebagian tubuh mereka. Jemari lelaki itu bergerak ringan, menyapu titik-titik sensitif Alo dengan lihai. Diiringi dengan bibirnya yang mulai bergerak menyusuri tengkuk Alo lalu menciumi pundaknya perlahan, membuat gadis yang berbaring di sampingnya tak berkutik.

Seolah belum puas, lelaki itu kembali menghunjam Alo, tak memberi gadis itu ampun. Austin begitu pandai dalam menempatkan kenikmatan diantara siksaan-siksaannya yang menyakitkan. Membuat gadis-gadis yang berada dalam genggamannya merasakan kecanduan. Memberikan sensasi menyakitkan yang kemudian mengguarkan kenikmatan yang luar biasa.

"Austin..."

Alo masih terengah ketika Austin menyurukkan jemarinya pada helai-helai rambut Alo yang berantakan. Lelaki itu bersungguh-sungguh tentang ancaman akan menyiksanya hingga titik keringat terakhir yang bisa diperasnya. Membuatnya lemah, tak berdaya.

Mungkin memang benar bahwa kenikmatan adalah siksaan manis yang mematikan.

Wajah Austin tersimpan dalam keremangan kamar. Meski begitu Alo tetap mengenali suara rendah mematikan itu dimana saja. Seolah suara Austin merasuki kepalanya, membuat Alo bergerak dibawah kendalinya. "Good girl."

Alo berusaha mengatur napasnya yang memburu dengan kedua tangan terkulai tak berdaya. Matanya bergerak mengamati Austin yang tengah menyeruput wine yang ada di nakas. Cairan merah itu terlihat sepekat darah dalam keremangan kamar. Dan melihat Austin menegak minuman itu dengan beberapa tetes menuruni lehernya lalu dadanya tak membantu sama sekali.

Bahkan ketika lelaki itu telah selesai menghukumnya, Alo masih bisa merasakan tekanan dan aura berkuasa lelaki itu mengitarinya. Aura yang sama dengan yang Julian miliki. Bedanya, aura Julian dapat melembut dan menghangatkan dada Alo.

Julian.

"Kenapa kau melakukan ini padaku, Austin?"

Jemari Austin kembali bermain-main di atas kulit Alo. Membentuk pola-pola abstrak pada punggung gadis itu. "Sudah kubilang, aku bisa melakukan hal-hal yang lebih buruk daripada membunuhmu."

Kills and Kisses (21+)Where stories live. Discover now