Lelaki itu seharusnya membunuh Alodia, bukan rela mati karenanya. Semuanya berawal sederhana: membunuh gadis itu secara langsung atau membiarkan gadis itu membunuh dirinya sendiri.
Lalu dia melihat gurat pedih dalam mata hijau itu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ogden, Utah | 10.34 pm
"Nona Alodia menghilang," ucap Eugene ketika Johnathan melangkah masuk ke dalam klub yang sudah dikosongkan. Johnathan bahkan belum benar-benar melangkahkan kakinya masuk ketika Eugene melaporkan hal itu kepadanya.
John mengernyitkan keningnya dan bertanya, "Bagaimana dia bisa hilang?"
Eugene menyerahkan beberapa foto yang dikeluarkannnya dalam sebuah map kecokelatan. "Kami sudah mengecek semua CCTV jalan radius 3 kilometer dari sini. Sekitar pukul 9 pagi tadi, Nona Alodia bersama penculiknya mengendarai sebuah Ford Mustang ke arah selatan sebelum akhirnya Mr.Jaden Maxwell beserta orang-orangnya mendaratkan helikopter dan mengambil Nona Alodia."
John mengamati lembar-lembar foto itu satu-persatu. "Kau sudah mengetahui identitas penculiknya?"
Eugene mengangguk. "Julian Alexander Dalton. Mendaftar masuk menyusul semester di UCLA beberapa minggu lalu."
"Kau sudah mendapatkannya?"
"Dia sedang diamankan di tempat kejadian. Mr.Jaden menembak lelaki itu dengan dua peluru di masing-masing pundak dan sebuah peluru di punggung bagian atas," Eugene memasukkan lembaran foto-foto tersebut ke dalam map lalu berdeham. "Sepertinya lelaki itu mempunyai hubungan dengan Keluarga Millar."
"Kalau begitu aku ingin kau mengecek seluruh CCTV radius 30 kilometer dari sini. Dapatkan informasi sedetail mungkin terutama setelah mereka jatuh dari pesawat. Aku ingin kau memastikan lelaki itu tetap hidup," tutur John. Dia menghela napasnya sejenak. "Apa ada kemungkinan kemana anakku itu membawa Alodia?"
Eugene menggeleng. "Kami tidak bisa mendapatkan informasi apapun. Saksi mata hanya mengatakan bahwa helikopternya terbang kearah barat."
Johnathan Maxwell kemudian melenggang memasuki ruangan kecil yang berada di basement sebuah kelab kecil itu. Seisi tempat penuh alkohol itu kini sudah dikosongkan, menyisakan John dengan beberapa anak buahnya juga seorang lelaki kurus yang kini tengah terikat di tengah ruangan.
"Bicara," perintah Eugene pada lelaki kurus itu. Lelaki itu tidak melakukan apapun selain menggigit bibirnya menahan sakit. Sorot mata lelaki itu menajam meski tersimpan kilat pasrah samar. Eugene mendekatkan wajahnya. "Atasanku membutuhkan bukti kalau kau mengetahui sesuatu dibalik penculikan ini."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
