"They say all the good boys go to heaven, but bad boys bring heaven to you."
[heaven-julia michaels]
this part contains mature content such as: sexuality, strong language .etc
(21+)____________________
Alo merasa terbakar hanya karena bibir panas Julian juga jemari lelaki itu yang menelusuri garis lehernya perlahan. Sentuhan perlahan itu menyentak seluruh sarafnya. Alo melepaskan ciuman mereka untuk mengambil napas. Dengan terengah-engah, gadis itu berbisik, "Julian, apapun ini tolong hentikan."
Julian mendekatkan bibirnya ke telinga Alo dengan jemarinya yang masih bermain-main di leher Alo. "Tidak berusaha menghentikannya sendiri, hm?"
Alo nyaris memekik kaget ketika Julian menggigit pelan cuping telinganya. Seluruh leher Alo seperti dilahap api saking panasnya. Dia benci ini. Julian mengambil kendali penuh dan Alo sadar bahwa dia taakan kuat melawan Julian. "Julian..."
Julian menggeram rendah ketika Alo memanggil namanya dengan lirih seperti tadi. Lelaki itu kembali mencium bibir Alo dengan lapar. Julian bahkan tak memberi Alo kesempatan untuk mengambil napas.
Alo menyentakkan kedua tangannya. Berusaha lepas dari ikat pinggang Julian yang melilit tangannya. Tubuh Alo benar-benar terasa goyah menerima perlakuan Julian ini. Alo tak sekuat yang dia kira. Untuk sekedar menolak ciuman mendesak lelaki itu saja Alo tak kuasa.
Julian mengangkat tubuh Alo dengan kedua tangannya. Tangan kiri lelaki itu masih menggenggam ujung sabuk yang melilit kedua tangan Alo yang taakan memungkinkan Alo untuk pergi darinya. Julian kemudian membawa Alo ke kamarnya tanpa melepaskan pagutan bibir mereka.
"No...no Julian get off me!" Alo mulai berteriak panik. "Help! Somebody help!"
YOU ARE READING
Kills and Kisses (21+)
浪漫Lelaki itu seharusnya membunuh Alodia, bukan rela mati karenanya. Semuanya berawal sederhana: membunuh gadis itu secara langsung atau membiarkan gadis itu membunuh dirinya sendiri. Lalu dia melihat gurat pedih dalam mata hijau itu.