Part 31-Antidote

458 31 72
                                    

"i wish that I could wake up with amnesia and forget about this stupid little thing;like the way I felt it fall asleep next to you"

[amnesia-5 second of summer]

___________________________

Julian bergegas membuka pintu mobil dengan tergesa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Julian bergegas membuka pintu mobil dengan tergesa. Hal pertama yang dilihatnya hanyalah pepohonan tinggi dan lebat yang membentuk kanopi. Sela-sela pepohonan itu sempit, dan tak beraturan. Membentuk lubang-lubang gelap yang terjamah sedikit cahaya keperakan bulan. Julian tahu Alo disana. Entah dimana.

"Kau yakin disini?"

Julian menengok ke arah Carter yang memandangnya heran. "Liontin cincin yang dikenakan Alo akurat. Dia pasti disini."

"Julian?"

Julian menoleh pada Carter dengan tak sabar. Seolah jengah akan lelaki itu yang perlu basa-basi. Dia harus menemukan Alo. Secepatnya.

"Kau tidak bisa hidup tanpa merasakan sakit," Carter memandang Julian lurus. "If you love her, say it."

Julian menghela napasnya jengah. "Aku tidak mencintainya, Cart."

Carter melemparkan senternya pada Julian lalu mengetuk-ngetuk kap mobil. "Whatever, jangan sampai kau menambah daftar orang hilang disini,"

Tanpa repot-repot menanggapi Carter, Julian melangkah masuk. Menyorotkan senternya pada pohon-pohon yang kini mengelilinginya. Kegelapan hutan itu terasa pekat. Membuat cahaya senter itu sekecil korek api. Julian mendongkak, menemukan ranting-ranting panjang yang berkaitan satu sama lain membentuk pola abstrak.

Julian terus bergerak maju, menenggelamkan diri dalam bayang-bayang kegelapan. Sunyi. Ia dapat mendengar gemerisik dedaunan kering setiap kali kakinya melangkah. Julian bahkan dapat mendengar deru angin yang menghempasnya keras.

Alo pasti di sekitar sini. Julian yakin.

Semakin jauh Julian melangkah ke dalam hutan, keyakinannya semakin menipis. Bagaimana jika Alo menjatuhkan kalung itu? Bagaimana jika Alo terluka tanpa tahu Julian akan datang menemukannya? Julian meneguk ludah, menepis jauh-jauh pemikirannya. Tapi kesunyian atmosfer yang melingkupinya membuatnya ragu. Seolah tempat ini berkata sebaliknya.

Julian berlari. Mengabaikan kemungkinan bahwa dia akan tersesat. Dia hanya ingin menemukan gadis itu. Secepatnya. Julian akan memeluk gadis itu erat-erat, memecahkan perasaan kacau dan ketakutan yang melilit dadanya, membuatnya sesak. Rasa asing itu kembali mengisi kekosongannya penuh-penuh. Menggembirakan. Membuat Julian bernapas ringan.

Lalu Julian menangkap pendar merah samar di antara dedaunan kering yang melapisi tanah. Mendekat, Julian berusaha menepis jauh-jauh pemikiran negatif yang mulai menari-nari di kepalanya. Semakin dekat, rasa nyeri itu semakin melubangi rongga dadanya.

Kills and Kisses (21+)Where stories live. Discover now