Lelaki itu seharusnya membunuh Alodia, bukan rela mati karenanya. Semuanya berawal sederhana: membunuh gadis itu secara langsung atau membiarkan gadis itu membunuh dirinya sendiri.
Lalu dia melihat gurat pedih dalam mata hijau itu.
"I think I figure it out how to think about you without ripping my heart out"
[if the world was ending-julia michaels, jp saxe]
Whalefold Company's private airport, Los Angeles, CA |08.28 pm
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Anak itu ditahan." Johnathan melangkah masuk ke ruang tunggu sembari memasukkan telepon genggamnya ke dalam saku celana.
Alo berhenti menurunkan telunjuknya yang sedari tadi menggantung di bibirnya yang gemetar. "Maksud Kakek, Zach?"
John menggangguk. "Beberapa suruhanku ikut ditahan disana. Kita akan mengurusnya belakangan."
"Tidak," seru Alo otomatis. "Tidak, tidak, tidak, Kakek tidak bisa begitu saja—meninggalkannya." Rasa panik murni bergerak naik dari ujung kaki ke ujung telinga, mengembang lebih cepat daripada yang bisa Alo tampung.
"Aku sudah mengambil keputusan," sahut John lalu menghilang di balik pintu menuju lapangan penerbangan.
Alo melirik Julian dengan sikap tenangnya lalu menghela napas. Alo harus menyelamatkan Zach. kakeknya itu terlihat tidak memiliki simpati sama sekali terhadap Zach. Alo bahkan ragu kakeknya peduli pada keadaan Zach saat ini.
Julian bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju Alo dengan tenang. "Jangan terlalu khawatir,"
"Bagaimana bisa? Aku butuh jaminan Ayahku taakan menyakitinya untuk tidak merasa khawatir," Alo melirik Julian dengan sikap tenangnya lalu bangkit. Melangkahkan kakinya ke pintu keluar.
Sebuah Boeing 747 sudah siap lepas landas beberapa meter di depannya. Alo melangkahkan kakinya masuk lalu memilih tempat duduk paling depan. Memandangi pemandangan luar dari jendela kecil lalu kepalanya kembali mencoba menyusun kepingan-kepingan informasi.
Alo memberhentikan Eugene, orang kepercayaan kakeknya yang tengah menyusuri lorong. Lelaki kekar itu kemudian membalik badannya untuk memberi seluruh perhatiannya pada Alo.
"Ada apa, Nona Maxwell?"
"Tolong jelaskan padaku, Eugene," Alo mendongkak mengamati wajah Eugene dengan bekas lukanya.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
