"I'm holding on. Why is everything so heavy?"
[heavy-our last night cover]
...........
"Zach!" Alo berlari menuruni tangga ketika melihat sosok yang begitu dikenalinya memasuki pintu utama Palacio. Jumpsuit putih longgar yang dikenakannya bergerak pelan ketika gadis itu bergerak.Zach merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya begitu Alo berlari ke arahnya. Zach mengelus surai gadis itu pelan dan mengubur wajahnya pada ceruk leher gadis itu. Menghirup dalam-dalam aroma khas Alo kemudian menghembuskan napasnya lega. "Maafkan aku, Alo,"
Alo menggeleng pelan lalu memberi jarak di antara mereka. "Bukan sepenuhnya salahmu. Aku sudah mengetahui semuanya."
Zach kembali merengkuh erat gadis itu. "Tetap saja semua ini juga karena diriku yang terlalu bodoh. Aku sungguh meminta-"
"Zach, aku memaafkanmu," Alo mengusap pelan lengan lelaki itu lalu tersenyum tulus. "Aku baik-baik saja."
Zach melirik perban yang melilit lengan atas Alo lalu menghela napasnya. "Kau tidak baik-baik saja."
Alo tersenyum tipis. "Kakek sudah menunggumu untuk sarapan. Kami berencana pergi ke Bolshoi. Itu restoran kesukaan granny,"
Zach mengangguk samar. "Lucu sekali. Aku baru saja menginjakkan kaki ke tempat ini dan kau mengajakku untuk pergi lagi."
Alo tersenyum geli. "Oh, ayolah, kau pasti lapar,"
"Baiklah," ujar Zach sembari memutar bola matanya main-main. Sebelum Alo melangkahkan kakinya menaiki tangga, lelaki itu menahannya. "Alo!"
Alo menoleh lewat bahunya. "Ya?"
"Soal kejadian waktu itu-saat kau dan aku mabuk-apa kau mau memaafkanku?" Zach menatap lawan bicaranya ragu-ragu. "Aku cukup tahu diri jika kau tidak memaafkanku. Aku tidak memaksa. Sungguh."
"Kalaupun aku tidak memaafkanmu, itu juga tidak akan mengubah keadaan. Kupikir, itu juga bukan sepenuhnya salahmu," Alo memberi jeda. Dia melemparkan senyuman tipis meski sebagian dirinya masih keberatan dengan hal itu. "Aku memaafkanmu."
............
Bolshoi Restaurant, Moscow, Russia| 08.23
YOU ARE READING
Kills and Kisses (21+)
RomanceLelaki itu seharusnya membunuh Alodia, bukan rela mati karenanya. Semuanya berawal sederhana: membunuh gadis itu secara langsung atau membiarkan gadis itu membunuh dirinya sendiri. Lalu dia melihat gurat pedih dalam mata hijau itu.