23. luka

5K 523 73
                                    

Sebuah kesalahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah kesalahan.
Aku kira memasukki hidup baru bersamamu akan membasuh jiwaku yang telah mati dan kering ini. Ternyata, lagi lagi Aku salah. Kamu, justru merasa dipermainkan oleh takdir setelah bertemu denganku.

-Catatannai.

Hampa.

Entahlah, bolehkah aku menolak permintaanmu untuk menjauh? Aku membutuhkan waktu untuk menjadi sempurna, sedangkan kamu menghapus pikiranmu tentang aku dengan sangat sempurna.

-Catatannai.

Semakin membaca banyak buku yang bertuliskan, "Catatannai." membuat Zein merasa terenyuh. Seorang gadis yang ia kenal sebagai orang yang ceria ternyata bukan, itu hanya topeng. Bukan sebuah kebenaran bahwa gadis ini bahagia. Justru ia sering menangis yang selalu dilampiaskan setiap malam karena banyak manusia merusak mentalnya, manusia itu termasuk Zein.

Semua catatan dari kecil mungkin ada pada buku ini. Buku berisi tulisan rumit atau kata kiasan sedikit beberapa kata namun, menggambarkan keseluruhan rasa. Zein merasa bahwa dirinya adalah lelaki buruk dari gadis setulus Naila. Ia sering kali membentak, tidak menganggap ada, dan selalu memarahinya. Mulai hari ini, Zein tidak akan membuat Naila merasa bahwa Zein membebankan gadis itu. Ia ingin mulai hari ini akan mengurus dirinya sendiri.

Dengan tertatih ia berdiri menyimpan buku catatan itu di bawah bantalnya. Merasa ingin ke kamar mandi menyebabkan ia harus berusaha bangun sendirian karena Naila yang biasa merawatnya sedang sidang kuliah. Zein yakin, Naila akan menjadi adalah lulusan di Universitasnya dulu. Naila mempunyai wawasan yang luas dan memilih diam tidak memperlihatkan keunggulannya.

Masih duduk menjadi mahasiswa saja ia sudah mengisi seminar, bedah buku, dan menerbitkan sebuah karya.

Kaki Zein sangat sakit saat menginjak lantai. Ia hendak duduk pada kursi roda tapi sayang, roda kursi itu bergerak. Zein tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya lantas terjatuh.

Zein jatuh terlungkup pada lantai. Tubuhnya mengenaskan dengan kaki kiri satu berada pada pijakan kursi roda. Tangan Zein masih berusaha menyangga meskipun badannya sudah tengkurap menyentuh ubin lantai. Naila dengan cepat membantu Zein berdiri sekuat tenaga mendudukkan Zein dipinggiran lantai. Lelaki ini mendesis karena luka yang sudah kering di bagian betisnya terbuka lagi. Beruntung luka yang dijahit masih terbungkus tidak terluka lagi meskipun perbannya sudah sedikit berantakan.

Naila sudah tergopoh-gopoh mengambil kotak P3K. Lalu, mengobati Zein dengan tangan gemetar. Sesudah itu ia duduk di samping Zein dan mengambil sebelah tangan menilik luka dibagian tangan kekar Lelaki itu.

"Kak Zein mau apa? Kan, udah ada Pak Aan tukang kebun di depan. Kalau ada apa-apa minta bantuan Pak Aan, kak, jangan kayak gini-" ujar Naila menunduk menata obat dikotak P3K.

SENDU (On Going)Where stories live. Discover now