32. Datang-pergi

4.1K 554 110
                                    

Aku tidak pernah ingin dicintai dan mencintai, itu hanya membuatku merasa lemah karena bergantung pada oranglain selain diriku sendiri

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Aku tidak pernah ingin dicintai dan mencintai, itu hanya membuatku merasa lemah karena bergantung pada oranglain selain diriku sendiri.
—SENDU.

Sehari setelah wisuda, Naila merasakan gelisah dan aneh pada dirinya sendiri

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Sehari setelah wisuda, Naila merasakan gelisah dan aneh pada dirinya sendiri. Ia suka karena Allah sudah membuka sedikit hati Zein, sekarang jika bertatapan dengan lelaki itu membuat hatinya berdetak sangat hebat. Meskipun sikap Zein sudah 50% berubah tetapi ada saja yang merasa kurang membuat Naila belum bisa percaya.

Wajarkan jika harus hati-hati dalam menaruh hati pada seseorang? Karena sejatinya perasaan bisa berubah kapanpun.

Hal yang paling Naila takutkan adalah pernikahan. Bahkan ia pernah sewaktu berumur 18 tahun mempunyai pemikiran bahwa akan menghindari hubungan pernikahan. Ia hanya akan fokus pada karir, pendidikan dan manajemen keuangan. Tentang keturunan untuk orangtuanya, ia bisa mempercayai Mufid dan pasangannya nanti. Jika tidak karena Alfan dan Hanum, ia mungkin sampai saat ini masih belum terikat pada siapapun. Trauma masa lalu sangat membekas bagi Naila , meskipun se waktu itu Hanum masih bisa menafkahinya dan Mufid sampai beberapa tahun tetapi apakah ia bisa menjadi wanita se kuat Uminya?

Ia selalu belajar, berproses, dan memahami sendiri tanpa bergantung pada oranglain. Berharap pada harapan yang tidak bisa diandalkan hanya memperburuk kenyataan. Mencintai dan dicintai orang lain justru membuat diri kita lemah. Maka dari itu Naila tidak akan mencintai ataupun meminta orang untuk mencintai dia.

Bermain dengan rasa, jika perempuan sudah mati rasa, ia hanya akan fokus bagaimana memperlakukan dirinya sendiri dengan baik.

Naila menghela nafas panjang sembari menutup buku yang usai ia baca. Menyandarkan kepala pada sofa di ruang tamu. Matahari juga sudah mulai meninggi, ia menghabiskan waktu di pagi sampai siang hanya membaca buku. Sedangkan, Zein—lelaki itu sudah pergi berangkat ke Kafe. Mengingat perkataan Zein kemarin sungguh meresahkan hati Naila. Tidak bisa dibohongi bahwa ia juga merasa senang tapi tidak 100% karena nyatanya masih ada yang mengganjal. Dominan pemikirannya untuk segera berpisah dengan Zein.

Satu notifikasi masuk pada layar ponsel Naila. Tangannya meraih benda pipih di atas meja. Kak Kanaya—satu notifikasi pesan.

Kak Kanaya.

SENDU (On Going)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant