32

80 28 0
                                    

Selamat membaca

Maaf untuk typo dan hal yang lain

terimakasih sudah mau mampir kesini dan jangan lupa untuk selalu memberi vote setelah membaca ❤

terimakasih sudah mau mampir kesini dan jangan lupa untuk selalu memberi vote setelah membaca ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kamu kok bisa langsung muncul di rumahnya Ergha sih?"tanya Melody pada Keano yang sedang duduk di sebelahnya.

Saat ini, mereka berdua tengah duduk di ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang menusuk hidung. Menemani Safira yang masih belum sadarkan diri.

Sementara Artha, Argha, dan Zeta sudah pamit terlebih dahulu.

"Tadi mau jemput kamu, biar bisa nganterin pulang."

Melody mengangguk.

"Mel."

Melody menoleh.

"Kamu makin cantik."

Pipinya memerah, hanya mendengar kalimat se-klise itu sudah membuatnya salting. Dasar lemah memang. Melody menoleh kesana kemari, malu menatap Keano dengan pipi yang bersemu merah.

Keano menarik pipi Melody pelan, sehingga Melody menatapnya kesal. "Sakit tau!"

Keano tertawa."Sakit tapi bikin senang 'kan?" Godanya.

Valid sih, saat pipi cewek di cubit maka. 1 % sakit dan 99,9% nya adalah hmm kalian pasti tau lah.

Melody mencebikkan bibirnya. Keano selalu bisa membaca pikirannya, entah Keano memiliki darah cenayang, atau memang raut wajahnya yang mudah terbaca?

ceklek.

Bunyi pintu terbuka membuat kedua insan itu menoleh ke arah pintu. Ersya berdiri di ambang pintu bersama dengan Ergha.

Melody berdiri menghampiri sahabatnya."Kamu kemana aja sih? Aku khawatir tau!" Omel Melody.

"Gue gapapa, Mel," jawab Ergha.

Sementara Keano meneliti wajah Ersya yang sedari tadi tak henti-hentinya tersenyum seperti orang gila.

"Lo ngapain senyum-senyum kayak orang gila hah?"tanya Keano masih duduk di tempatnya.

Ersya tersenyum lagi.

"Emang dasarnya udah gila sejak kecil," cibir Keano.

Ersya memegang tangan Ergha, lalu mengangkat tangannya yang sedang menggenggam tangan kekasihnya.

Melody terkejut, Ergha bahkan tidak menolak perlakuan Ersya sama sekali. Hanya saja ekspresinya tetap saja datar.

"Seseorang jelaskan hal ini ke gue sekarang?"Keano menatapnya sinis.

"Menurut kalian?" Ersya tersenyum lagi.

Melody ikut tersenyum, paham akan maksud dari ucapan Ersya. "Akhirnya kalian jadian juga."

Love Syndrome Where stories live. Discover now