38

48 22 1
                                    

Haiii.. jangan lupa vote pokoknya. Jangan siders.

Maaf untuk typo dan lainnya. Selamat membaca 💜

Tepat setelah Ersya keluar dari wahana, Ergha langsung menarik tangan Ersya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tepat setelah Ersya keluar dari wahana, Ergha langsung menarik tangan Ersya. Memaksa Ersya pergi bersamanya. Keano sama sekali tidak menyusul Ersya. Dia sudah berjanji tidak akan merusak hubungan Ergha.

Sebesar apapun cintanya, Keano tidak akan menghancurkan kebahagiaan Ersya demi kepentingannya sendiri.

Keano menatap Melody. Apakah dia sudah keterlaluan pada gadis polos ini? "Mel. Aku jahat banget ya sama kamu?"

Melody menggeleng."Enggak kok. Aku tau, kamu pasti cuma pengen ngomong sama Ersya. Aku nggak masalah kok, selama gadis itu Ersya," jawab Melody dengan senyuman di wajahnya.

Keano mengulas senyuman, meraih tangan Melody."Mau jalan-jalan, nggak?"

"Mau!" Jawab Melody antusias.

Sementara di tempat lain, Ergha memasangkan helm di kepala Ersya. Wajahnya bahkan lebih datar dari sebelumnya. Mendadak, suasana menjadi seram. Bulu kuduknya sampai berdiri.

"Gha. Jangan datar gitu. Serem tau." Ersya menggoyang-goyangkan tangan Ergha.

Ergha masih tidak bicara. Menepis tangan Ersya pelan."Naik."

"Nggak mau!" Tolak Ersya mengembungkan pipinya.

"Naik, atau gue tinggal," ancam Ergha.

"Yaudah, tinggal aja." Ersya melipat tangannya di depan dada. Pokoknya, Ersya kali ini ga mau ngalah.

Geram. Ergha menarik nafas pelan. Ersya terkejut, Ergha mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas jok belakang motornya. Mata Ersya mengerjap beberapa kali, apa ini. Tindakan macam apa ini.

Ergha duduk di motornya. Menarik kedua tangan Ersya, melingkarkannya di perutnya. Meksipun kesal saat Ergha mengangkat tubuhnya, Ersya tetap tersenyum dan memeluk Ergha erat.

Motor Ergha melaju dengan kecepatan standar. Seperti dugaannya, Ergha diam di sepanjang perjalanan. Ersya menyandarkan kepalanya di bahu Ergha ketika rasa kantuk mulai menyerangnya.

Diam-diam Ergha melirik Ersya dari kaca spionnya. Sebuah senyuman kecil terukir di bibirnya.

Ersya membuka matanya perlahan ketika merasakan tubuhnya melayang, jantungnya mencelos begitu saja saat matanya bertemu dengan netra hangat milik Ergha. Dengan senyuman malu-malu, Ersya mengalungkan tangannya di leher Ergha. Melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

Ergha menggeleng pelan.

Ersya mengembungkan pipinya saat Ergha menurunnya.

"Ishh. Kenapa di turunin?"

"Lo berat," balas Ergha santai.

What the?

Berat? Yang benar saja!

Love Syndrome Where stories live. Discover now