27

74 29 2
                                    

Selamat membaca

Maaf untuk typo

Kalian kok pelit vote sii :'(

Kalian kok pelit vote sii :'(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Laki-laki memang makhluk paling menyebalkan di muka bumi ini. Ingin rasanya Ersya memusnahkan semua laki-laki di bumi ini kecuali Alvaro tentunya.

Gara-gara laki-laki, Ersya menjadi bodoh dan persahabatannya hancur. Astaga Ersya benar-benar kesal.

Zoya semakin marah padanya, saat di dalam kelas Ersya berusaha menjelaskan kejadian tadi pagi tapi Zoya selalu menolaknya dengan kasar. Untung Ersya punya stok kesabaran yang sangat, sangat, sangat besar. Jika tidak, mungkin Ersya akan membalas semua ucapan pedas Zoya.

"Udahlah Sya, nanti gue yang ngomong sama Zoya."Zeta menepuk pundak Ersya.

Memang tadi Ersya sempat berdebat, eitss bukan berdebat sih. Karena hanya Zoya saja yang berbicara dan dia cuma diam saja. Ersya sadar jika posisinya dia yang bersalah disini, harusnya Ersya bisa berusaha lebih keras untuk menolak Rangga.

"Gue enggak nyangka dia bakal sebenci itu sama gue,"jawab Ersya menundukkan kepalanya, matanya sudah memanas ingin menangis, tapi ia tahan karena masih ada di dalam kelas.

"Yang penting gue enggak bakal benci sama lo. Meskipun lo kadang buat gue pengen ngelempar lo ke planet pluto." Zeta menepuk punggung Ersya lembut.

Ersya memukul lengan Zeta. "Dasar!"

Sementara Zoya?

Dia menyumpal telinganya dengan eraphone, mengeraskan volume agar tidak mendengar apapun yang di bicarakan kedua temannya.

Zoya memang tipe orang yang gampang suka dan benci seseorang. Sekali Zoya membenci seseorang, maka Zoya akan berbuat apapun untuk membuat orang itu menderita.

Merasa jenuh dengan suasana kelas. Zoya memilih untuk pergi ke luar kelas meskipun jam pelajaran masih beberapa menit lagi. Lagipula di kelas sedang tidak ada Guru, jadi aman-aman saja bagi Zoya.

Zoya menyusuri koridor kelas yang cukup sepi, tujuannya sekarang adalah ke atap sekolah. Tempat yang jarang Zoya kunjungi terkecuali jika sedang tertekan saja.

Melangkah menuju atap, Zoya terkejut saat melihat Ergha ada di sana.

"Gue mau bicara." Perkataan Ergha membuat Zoya mengurungkan niatnya untuk kembali ke kelas.

Perlahan Zoya menghampiri Ergha.

"Ngomong apa?"

"Jangan benci Ersya."

Love Syndrome Where stories live. Discover now