Love Syndrome

7

Selamat membaca kisah ini dengan nyaman.

jangan lupa vote untuk mengahargai penulis 🤗

ლ⁠(⁠・⁠﹏⁠・⁠ლ⁠)
ლ⁠(⁠・⁠﹏⁠・⁠ლ⁠)
ლ⁠(⁠・⁠﹏⁠・⁠ლ⁠)

Alvaro duduk di meja makan dengan secangkir kopi dan laptop menemaninya. Jari-jarinya sibuk menari di keyboard laptop, matanya juga tetap fokus pada layar laptop.

"Holla kakak!" Alvaro menoleh ke arah pintu. Adiknya datang dengan wajah yang berseri-seri dan senyuman lebar.

"Hari ini aku seneng banget, kak." Ersya memeluk Alvaro dari belakang.

"Kenapa?"Tanya Alvaro.

Ersya tersenyum lagi mengingat bagaimana Ergha dan dirinya di tugaskan untuk membersihkan kandang kucing bersama. Besok dia harus berterimakasih pada pak Irham atas jasanya tadi.

Ersya melepas pelukannya, kemudian duduk di sebelah Alvaro.

"Habis senang-senang sama calon pacar, hehehe."

Alvaro menutup laptopnya "Kenapa enggak di ajak mampir ke rumah?"

Ersya tersenyum tipis "Dia enggak suka aku kak."

Alvaro mengrenyitkan alisnya. Spesies cowok seperti apa yang tidak menyukai adiknya yang sangat cantik dan imut ini?

"Emang ada cowok yang enggak suka sama kamu?"

Ersya mengangguk. "Udah satu tahun aku ngejar dia, tapi dia tetep kaku dan dingin sama aku"

"Kak Varo jadi pengen ketemu dia"

Ersya mengrenyit."Buat apa?"

"Mau ngecek, dia masih waras apa enggak,"jawab Alvaro membuat tawa Ersya pecah.

"Hahaha, masih normal lah kak. Cuma, ya gitu. Tipikal cowok dingin kayak di novel-novel yang aku baca." Ersya nyengir.

"Jangan di kejar lagi, harusnya dia yang ngejar, bukan kamu,"ujar Alvaro menasehati. Dia tidak ingin orang-orang mencap buruk adiknya karena mengejar cowok.

"Enggak pa-pa kak, aku percaya suatu saat Ergha yang akan ngejar Syasya."

Yah, tidak akan hasil tanpa usaha 'kan?

Alvaro hanya mengangguk mendengar jawaban adiknya. Ersya itu keras kepala dan ambisius. Jika dirinya sudah mengklaim sesuatu sebagai miliknya, maka Ersya akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya.