31

78 27 1
                                    

Selamat membaca

Sorry for typo

Jangan lupa vote

Hari yang melelahkan, Ersya berjalan malas menuju kamar hotelnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari yang melelahkan, Ersya berjalan malas menuju kamar hotelnya. Rasa kantuk sudah menguasai matanya, sungguh Ersya butuh kasur saat ini juga.

Diam-diam Ergha mengikut Ersya dari belakang, bukan mengikuti sih tapi memang letak kamar Ergha cukup dekat dengan Ersya.

Ersya menguap lebar.

Zoya berjalan dengan cepat lalu sengaja menubruk bahu Ersya membuatnya terhuyung ke belakang, dengan sigap Ergha menangkap tubuh Ersya agar tidak menyentuh lantai.

Mereka berdua saling memandang sementara Zoya mendengus sebal, niatnya untuk membuat Ersya jatuh malah menguntungkan Ersya. Kesal, Zoya langsung membuka pintu kamar dan masuk begitu saja.

"Ekhem." Deheman Zeta membuat Ersya langsung berdiri tegak namun tetap menatap Zeta dengan kesal. Seharusnya momen seperti itu bisa terjadi lebih lama lagi  jika Zeta tidak datang dan menghancurkannya.

"Makasih."Ersya tersenyum meskipun Ergha tidak akan membalas senyumannya.

Ergha mengulas senyumnya, meskipun tidak lebar namun berhasil membuat dada Ersya bergemuruh. Ergha tersenyum sekali lagi sebelum akhirnya berjalan meninggalkan Ersya.

"Kesurupan setan apaan tuh si jelangkung, baru kali ini dia tersenyum. Kesannya kayak seram gitu ya senyumannya."Zeta menggelengkan kepalanya. Untuk pertama kalinya dia melihat Ergha tersenyum. Sungguh keajaiban dunia.

"Seram mata lo! Jangan-jangan dia udah kecantol kali sama gue hihihi," ucap Ersya lebay.

Zeta mendorong dahi Ersya pelan."Udah tidur, ngehalu mulu!"

"Kantuk gue ilang gara-gara senyumannya anjirr!"

"Serah Sya, serah!"

Zeta memutuskan untuk masuk terlebih dahulu ke dalam kamar mengingat besok pagi mereka akan melanjutkan tour.

Setelah merasa tenang barulah Ersya masuk ke dalam kamar. Demi apa Ersya semakin dibuat jatuh sedalam-dalamnya pada Ergha.

Dia gila.

Ersya merebahkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamar kemudian menutup wajahnya sambil berguling-guling di kasur.

"Sumpah ya, lo benar-benar gila!" Zeta melempar bantal ke arah Ersya.

"Kayaknya dia bahagia banget."Amira tertawa.

Love Syndrome Where stories live. Discover now