49[2]❣️

1.8K 168 117
                                    

Cieee kemarin yang kena prank hahahahaa kesel ya kesel?🤣

Ini deh buat kalian yang kemarin kena prank, spesial di tanggal spesial juga. Happy Denneth Day❣️❣️

Ini asli bukan prank lagi😂✌️

**********************************

Syukurnya Deven sekarang sudah selesai tugas di rumah sakit. Berat hati pihak rumah sakit melepas seorang dokter muda yang sangat disiplin dan pekerja keras seperti Deven. Tapi bagaimana pun tugasnya sudah selesai tinggal kedepannya Deven yang menentukan. Dia juga ditawari untuk melanjutkan ke S2 di Oxford University. Tapi itu masih bisa dijawab nanti mereka memberi kelonggaran waktu cukup banyak.

Sekarang Deven sudah berada di Bandara siap kembali ke tanah air. Bianca disana menemani sampai Deven masuk.

"Be careful, ya, Dev," ucap Bianca yang ikut senang atas semua pencapaian Deven selama ini.

"Iya siap. Makasih banyak selama ini kita temenan ya, Ca? Nanti kita pasti ketemu lagi entah dimana dan gimana keadaannya kita tetap sahabatan. Kita masih bisa saling tukar kabar kok," Deven mengacak rambut Bianca gemas.

"Sama-sama. Oh ya jangan lupa titip salamku buat Anneth ya? Walaupun aku belum kenal dan kita belum pernah ketemu, tapi sampaiin aja dan bilang juga makasih,"

"Makasih? For what?"

"Makasih aja pokoknya," gemas sekali senyumnya Bianca. Deven mengangguk.

Waktunya Deven masuk. Sekali lagi dia bilang terima kasih banyak pada Bianca. Setelah masuk Deven benar-benar tersenyum tanpa henti karena akhirnya waktu yang dia tunggu itu tiba. Ya, kembali ke Indonesia.

***

Deven tiba di Jakarta sore hari setelah perjalanan panjang belasan jam yang ditempuh. Ia sengaja tidak mengabari siapapun kalau dirinya pulang hari ini supaya kejutan. Untungnya dia sempat bertanya alamat rumah barunya dengan detail pada sang mama sebelumnya.

Turun dari taxi, Deven kaget karena rumah yang dibeli kedua orang tuanya dua kali lebih besar dari rumah yang di Lombok. Di depan gerbangnya ada penjaga yang pasti mamanya minta.

Deven mendorong kedua koper besarnya mendekat ke gerbang rumah. Dia yakin ini rumahnya yang sempat mamanya kirim foto lewat email.

"Selamat Sore, Mas cari siapa?" Tanya satpam itu pada Deven. Lah, disebut mas lagi, masih muda gini mas-mas. Mas tukang bakso kali, ngawur nih satpamnya, batin Deven. Ia menurunkan kacamatanya dan menggantungkan ke baju.

"Sore. Rumah nyonya Punk Risthi?" Bertanya dengan gaya cool-nya. Satpam itu menatap Deven dari atas sampai bawah.

"Oh benar, tapi maaf dirumah sedang tidak ada siapa-siapa. Mungkin sebentar lagi nyonya pulang. Ada perlu apa kalau boleh saya tahu?"

"Oh begitu. Yasudah makasih," Deven berdecak pelan. Hey, ini si bapaknya ngga kenal aku? Yakali kan. Anak ganteng gini masa ngga kenal. Aneh, batin Deven.

Deven menjauh beberapa meter, lalu mengeluarkan handphonenya dan mencari kontak mamanya. Deven menelfon mamanya. Kaget, kaget tuh di telfon tiba-tiba.

Hallo Ma ini Adek Mama dimana?

Dek? Adek? Kok kamu telfon mama? Bukannya kamu ngga pake medsos?

K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah) Where stories live. Discover now