14❣️

1.7K 136 19
                                    

"ANNETH TUNGGU!!" Teriak Deven membuat mama mereka menoleh dengan Kak James.

"Anneth kenapa Dev?" Tanya mereka hampir berbarengan.

"Ngambek," Deven langsung lari ke luar mengejar Anneth sebelum gadis itu nekat pergi entah kemana.

Deven berhasil mencegah lengan Anneth sebelum gadis itu hendak mencari taxi.

"Maaf, Neth.. aku ngga maksud gitu plis maafin ak-"

"Lepas! Aku mau pulang!" Bentak Anneth lagi pada Deven sekarang matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis. Gadis itu tidak mau menangis di depan Deven. Ngga. Ngga boleh.

"Aku anterin, Neth. Jangan sendirian.." suara Deven melembut. Di belakang sana mama mereka dan Kak James melihat itu tapi enggan mendekat. Biarkan mereka selesaikan sendiri, toh sudah biasa mereka gini paling hanya salah paham dan tersulut amarah nanti juga mereka akan membaik sendirinya. Cukup memberi pengertian saat sedang bersama anak mereka masing-masing.

Anneth tidak mendengarkan ucapan Deven ia segera pergi dan menghentikan taxi yang lewat. Deven yang tidak menyerah ikut masuk setelah Anneth masuk. Gadis itu mau marah tapi ia ingat sedang di taxi maka ia urung dan memilih diam. Deven menyebutkan alamat apartemen mereka.

Mereka berdua duduk berjauhan saling mendekat ke jendela dekat mereka tanpa mau berbicara sedikitpun. Kenapa Anneth sampai marah besar seperti ini? Karena obrolan tadi membuat luka di masa lalunya kembali membuka dan dengan seenaknya Deven membuat itu sebagai lelucon. Anneth tidak suka.

Pertahanan Anneth runtuh saat di taxi ia memutar waktu dimana dulu dirinya dekat dengan Kak Aldy. Dadanya sesak sekali. Sebisa mungkin dirinya tidak mengeluarkan isakan sampai ia mengigit bibir bawahnya agar Deven tidak mendengar kalau dirinya tengah menangis.

Sedangkan Deven dari tadi merutuki dirinya sendiri karena telah salah berbicara sampai membuat Anneth semarah ini. Untunglah project cover mereka masih lama karena akan di mulai awal bulan depan jadi setidaknya dirinya masih bisa memperbaiki mood gadis di sebelahnya ini.

Sampai di lobby apartemen, Anneth langsung keluar membiarkan Deven bersama supir taxi tersebut. Dirinya lari masuk lift agar tidak bersamaan dengan Deven.

Ketika Anneth keluar dari taxi Deven buru-buru mengeluarkan uang untuk membayar taxi tersebut dan mengejar Anneth, tapi sialnya tertinggal. Setidaknya dirinya sedikit tenang karena sudah ada di gedung apartemen. Pasti Anneth langsung masuk kamar dan menguncinya itu lebih aman dari pada dia lompat dari gedung apartemen ke parkiran, itu mengerikan sekali.

Saat Deven baru keluar lift berbarengan dengan Anneth yang baru saja masuk ke apartemennya dan kembali menutup pintu agak keras yang Deven yakin gadis itu akan mengunci pintunya.

Mama mereka langsung ikut pulang saat kedua anaknya menaiki taxi dan meninggalkan kantor Kak James begitu saja.

***

Sudah hampir satu minggu Anneth masih marah dan tidak membalas pesannya. Ketika Deven ke apartemen gadis itupun dia tidak keluar dari kamar membuat Deven akhirnya memutuskan pulang saja setelah mengobrol sebentar dengan maminya Anneth.

Deven
Neth..
Maaf maaf sayang maafin aku plis i need to talk.

Itu pesan yang terakhir Deven kirim dan hanya di baca saja oleh Anneth. Deven hanya menghembus napasnya kasar ia harus menunggu Anneth mood nya kembali membaik. Mereka sudah mulai sekolah dan mereka berdua selalu bertemu di sekolah, tapi tidak pernah ada obrolan.

Tiba waktunya pulang sekolah, Deven hari ini ada job manggung di Depok agak siang. Dia mencoba untuk mengobrol dengan Anneth semoga saja setelah ini mereka akan seperti biasanya. Mengingat beberapa hati lagi mereka harus cover di Starmedia jadi Deven harus membalikkan mood Anneth.

K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah) Where stories live. Discover now