45❣️

1K 126 31
                                    

Semakin kesini, waktu yang digunakan mereka sama-sama sibuk dengan kegiatan kuliah. Deven benar-benar serius mengejar kuliah sampai 3,5 tahun karena dari para dosen dia sudah dinilai baik juga diberi dukungan yang positif.

Mendekati wisuda kelulusan, Deven super sibuk dari mulai praktek dan membantu Dosen apalagi sekarang kadang dia dimintai rektor bekerja sama dalam beberapa kegiatan. Cukup aktif.

"Deven... Kamu boleh mengejar lulus cepat, tapi lihat kondisi tubuh juga jangan sampai kelelahan itu tidak baik," ucap Bianca yang tengah sarapan bersama Deven di kantin kampus. Axel kemana? Dia lagi di perpustakaan cari referensi buku untuk membuat skripsinya.

"Iyaa Ca kamu setiap hari bilang itu sama aku. Aku terlalu semangat buat ngerjain semuanya, aku udah konsul sama dosen pembimbing juga pokoknya semuanya udah tersusun di kepala aku tinggal aku terapkan jadi skripsi," jawab Deven lalu menguap sarapannya ke dalam mulut.

"Huft. Susah memang ngobrol sama orang yang ambisius plus jenius," jengah Bianca. Dia selalu mengingatkan Deven tapi cowok itu terlalu keras kepala untuk diberitahu.

"Kamu itu bilang terus kayak gitu takut aku tinggal lulus duluan ya? Hahaha," Deven tertawa puas. Bianca memasang wajah datarnya. Enak saja dia bilang Bianca juga bisa lulus bersama dengan waktu cepat. Meremehkan.

"Enak saja kalau bilang. Aku tidak takut karena aku juga bisa lulus cepat," Bianca mengangkat dagunya angkuh. Menyebalkan Deven yang meremehkannya. Deven kembali tertawa karena tingkah Bianca.

"Tenang aja... Aku, kamu, sama Axel pasti bisa lulus bareng okey?" Deven reflek memegang tangan Bianca yang ada di atas meja. Meyakinkan bahwa mereka bertiga bisa.

Bianca menatap ke arah tangannya dimana ada tangan Deven diatasnya. Cowok itu belum sadar masih saja tersenyum ke arah Bianca.

Ya Tuhan terima kasih selalu diberi teman setulus Deven dan Axel. Mereka adalah dua lelaki yang selalu memotivasi Bianca, batin Bianca.

"Habis ini aku temani cari buku mau?" Tawar Deven pada Bianca. Dia membuyarkan lamunan Bianca sebelumnya.

"Kemana? Satu jam lagi kita ada kelas Deven,"

"Di perpustakaan sekaligus lihat Axel. Nanti kalau jadwal kosong kita ke toko buku bertiga," Deven menghabiskan suapan terakhirnya.

"Aku sama Axel selalu bisa, kamu saja yang sibuk setiap kali kita ajak," yeah. Memang Bianca lebih sering kemana-mana dengan Axel karena setiap kali mengajak Deven selalu tidak bisa.

"Nanti aku usahakan. Kamu habiskan sarapannya habis itu kita ke perpustakaan,"

Deven menunggu Bianca menghabiskan makanannya. Selesai itu mereka baru ke perpustakaan. Perpustakaan di sana sangat besar sekali dan buku-bukunya juga sangat banyak, jadi ketika memilih itu lebih capek karena harus mencari dari rak ke rak yang jauh rasanya bisa ngga ada alat untuk mencari sebuah buku dengan cepat.

Ketika di tempat khusus membaca, mereka melihat Axel dengan banyak pilihan buku dia sedang memilih dan membaca-bacanya untuk di pinjam dan di bawa pulang.

Deven mengikuti Bianca yang mencari buku sesuai judul yang dia ambil di skripsinya.

"Ca. Kenapa kamu ngga samperin Axel dulu tadi?" Bianca yang sedang membaca judul-judul buku menoleh ke Deven mengangkat satu alisnya.

"Ngapain? Dia kan lagi baca nanti aku ganggu,"

"Siapa tau kamu mau bantu dia kan?"

"Dia tidak suka di ganggu kalau serius. Lagipula aku juga belum dapat buku referensi jadi lebih baik cari dulu yang aku butuhkan," Deven mengangguk-angguk dan kembali mencari lagi.

K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang