34❣️

1.5K 158 62
                                    

Tiba di bandara San Francisco itu jam 10 pagi waktu setempat. Cuaca disana cukup cerah karena sedang musim semi, tapi bagi mereka itu dingin karena suhunya kisaran 12-18 derajat. Bagi orang Indonesia segitu sudah dingin jadi mereka perlu beradaptasi dengan lingkungan baru di sana.

Sambil menunggu jemputan, mereka gantian ke toilet untuk mencuci muka bekas bangun tidur. Sebelumnya mereka sudah menyewa supir dan mobil selama berada di California untuk mengantar mereka menyusuri negara tersebut.

Selama menunggu, Alvaro anteng sekali di pangkuan Deven memerhatikan Deven bermain game di handphonenya.

"Ao mau coba, Ao mau coba Kak Deven," seru Alvaro yang membayangkan asik dan mudah bermainnya.

"Bentar, bentar sampai kalah ya?"

"Ngga Ao mau main yang ini," rengeknya. Terpaksa Deven memberikan handphonenya padahal itu sebentar lagi menang dan entah jadi apa jika Alvaro yang memainkannya, daripada menangis di keramaian lebih baik ia mengalah.

Deven membantu pun dilarang oleh Alvaro jadi ia hanya diam dan menggerutu dalam hati. Pada akhirnya gamenya kalah dan semua senjata, koin yang dia kumpulkan ludes karena asal pencet. Setelah kalah, Alvaro memberikan handphonenya lagi pada Deven.

"Nih, Kak ah jelek masa Ao kalah," Alvaro memberikan handphone sambil turun dari pangkuan Deven.

"Belum jago berarti," ledek Deven.

"Ih ngga. Orang Ao main di hp Mami menang terus," setelah berucap seperti itu anaknya pergi dan mendekati maminya.

Sabar, Pen sabar. Nanti kalau udah fix jadi adik ipar beliin hp sendiri terus download semua game yang dia suka biar anteng, batin Deven

***

Dari bandara ke tempat mereka menginap sekitar satu jam setengah. Sekarang mereka semua sudah di hotel yang sebelumnya mereka pesan. Hotel yang cukup megah karena di dalamnya ada dua ruang tidur.

Tiba di hotel mereka memilih bersih-bersih diri, membereskan barang bawaan, dan istirahat karena nanti sore mereka sudah berencana pergi ke salah satu pusat perbelanjaan membeli keperluan yang belum sempat mereka sediakan dari Indonesia.

Selesai mandi Anneth bukannya istirahat ia malah asik tour ruangan. View ruangannya langsung mengarah ke jalan raya dan gedung-gedung jalanan disana begitu ramai oleh orang-orang pejalan kaki.

Sekitar jam 6 sore di sana itu masih cerah karena matahari terbenam biasanya jam 8 malam. Mereka semua sekarang bersiap makan lebih dulu di hotel baru berangkat ke Time Square California.

Deven keluar kamarnya sudah rapih dan lebih fresh. Ia menggunakan celana jeans pendek, kaos polos yang dibalut kemeja kotak-kotak panjang dan menggunakan topi berwarna hitam tapi digunakan terbalik, ditambah sepatu sneakers warna warni.

"Hallo guys... ya balik lagi di channel aku, nah sekaranggg aku lagi ada di dunia, ya, dunia pastinya ya.. pokoknya masih di bumi ya gaes. Oh ya sekarang disini udah jam 6 sore tapi masih terang karena mataharinya terbenamnya sekitar jam 8. Nahloh bingung kan? Tebak aja sama kalian aku dimana. Dah, kita ke tempat makan dulu ya,"

Karena yang lainnya sudah duluan, Deven tadi balik lagi karena ada yang ketinggalan jadilah sekarang berjalan sendiri ke tempat makan sambil memegang kamera kecilnya yang baru ia beli sebelum berlibur. Kamera super praktis karena cuman di genggam aja ngga ribet kaya kamera yang biasa dia pake buat vlog manggung atau cover.

"Tuh gaes udah pada makan. Nih liat nih dia makan duluan ninggalin aku," Deven menghampiri Anneth sambil mengapit kedua pipi Anneth yang sedang mengunyah dan menyorotnya dalam vlog. Ia duduk di sebelah Anneth karena disitu kebetulan kosong.

K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah) Where stories live. Discover now