-9-

3K 424 34
                                    

-The Woman Who Are Always Talked About-

. . .

Sudah genap dua minggu Sakura bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Sasuke. Dan selama dua minggu itu, ia jadi cukup hafal beberapa hal mengenai pria itu.

Sasuke biasanya akan pulang sekitar jam 5 sore sampai 7 malam paling terlambat—terkecuali jika dia lembur. Dan setelah melihat tuannya makan malam, Sakura akan pulang ke rumah. Tapi selama tiga hari belakangan ini, Sasuke selalu pulang lebih malam dari biasanya. Meskipun dia menyuruh Sakura untuk tak apa pulang lebih dulu dan tak menyiapkan makan malam, Sakura tak bisa berhenti khawatir padanya. Ia tak bisa bertanya kenapa Sasuke lembur, tapi pastinya pria itu punya sesuatu yang sangat penting untuk diurus sehingga bekerja sampai lewat tengah malam.

Seperti hari ini, Sasuke kembali mengiriminya pesan bahwa pria itu akan pulang tengah malam dan mempersilahkan Sakura untuk pulang lebih dulu, sesuai jam kerjanya, yaitu jam 5 sore. Setelah membersihkan kolam renang yang berjatuhan banyak daun, Sakura bersiap-siap untuk pulang. Ia naik taksi seperti biasa. Karena menunggu bus akan memakan waktu lebih lama.

Sarada menyambutnya di pintu depan dengan Karin. "Mama, selamat datang!" katanya ceria.

"Mama pulang, Sayang."

"Mama, kita makan apa malam ini?"

Sakura memasang pose berpikir. Benar juga, bahan makanannya habis di kulkas. "Kita belanja yuk! Mama juga mau belanja untuk Paman Sasuke nanti."

"Ikut! Sarada ikut!" Sakura tertawa kecil. Berbelanja merupakan salah satu kegiatan kesukaan Sarada. Gadis kecil itu selalu bersemangat jika diajak ke supermarket untuk memilih bahan makanan.

Sakura, Sarada dan Karin pergi ke supermarket bersama, seperti biasa. Sakura membeli bahan makanan untuknya di rumah dan sekaligus untuk Sasuke. Ia hampir saja lupa kalau bahan makanan di kulkas pria itu habis. Untung saja Sasuke memberinya uang belanja.

"Banyak sekali kau belanja," ucap Karin. Matanya menatap trolly Sakura yang penuh dengan berbagai macam makanan.

"Hm. Sekaligus untuk Sasuke-san juga."

"Kau mau kembali lagi kesana? Kukira jam kerjamu sudah selesai."

Sakura menatap dua buah kol yang ada di tangannya, memilahnya sebentar sebelum memasukkan satu pilihannya ke dalam trolly. "Sasuke-san lembur lagi hari ini. Aku juga belum membuatkan makan malam untuknya. Jadi, setelah Sarada tidur aku akan kembali lagi kesana."

"Lalu? Kapan kau pulang lagi?"

"Setelah Sasuke-san pulang kurasa?" jawab Sakura asal.

Karin menatap temannya itu tak percaya. Dia memang selalu serius dalam melakukan pekerjaannya. Tapi bukankah ini terlalu berlebihan? Apa Sakura akan menunggu Sasuke pulang sampai larut malam?

"Kau yakin akan menunggunya pulang sampai malam nanti, Saku?" tanya Karin lagi.

"Iya, Karin. Ini 'kan sudah pekerjaanku. Lagipula kenapa sih kau cerewet sekali daritadi? Aku tidak akan mengajakmu ke rumah Sasuke-san jika itu yang kau mau," jawab Sakura, menatapnya selidik.

Karin memutar bola matanya. Lagipula ia sudah bosan meminta Sakura mengajaknya ke rumah Sasuke karena selalu berakhir dengan penolakan langsung. "Tentu saja tidak. Aku hanya mengkhawatirkanmu, bodoh." Sakura masih tak percaya. "Ah terserahlah. Aku takkan tanggung jawab kalau saat kau pulang nanti darisana diculik atau semacamnya!"

Karin jalan lebih dulu, meninggalkannya lalu disusul Sakura beberapa detik kemudian. Sakura tertawa. Tentu saja dia tahu kenapa Karin bertanya begitu. Menjahilinya sedikit tak apa 'kan.

A Papa For SaradaWhere stories live. Discover now