-48-

2.1K 403 37
                                    

-A Birthday Cake For The Man-

. . .

Keesokan harinya, setelah mengatasi Sarada yang murung karena anak-anak di lingkungannya mengejeknya dia tidak punya ayah, Sakura mengajak anaknya itu ke rumah Sasuke membuat kue ulang tahun untuk pria itu. Sarada menerimanya dengan senang hati tentu saja. Dia menyukai Sasuke, dia juga suka memasak. Mana mungkin dia menolak ajakannya kan. Bahkan tadinya Karin ingin ikut, tapi sayangnya dia tidak bisa karena hari ini adalah hari deadline pekerjaannya. Dan Karin sebagai manusia yang hidupnya selalu dikejar deadline, tentu saja akan mendekam di kamarnya, duduk di hadapan komputernya menyelesaikan pekerjaannya yang harus diserahkan paling lambat tengah malam ini.

"Mama, kita mau bikin kue apa?" tanya Sarada saat mereka sedang berbelanja bahan di supermarket sore itu. Tadinya Sakura berencana membuatnya setelah makan siang, tapi setelah ia mengirim pesan pada Sasuke, bertanya kapan pria itu pulang dan Sasuke menjawab kalau dirinya akan lembur, Sakura memutuskan untuk membuat kuenya setelah mereka makan malam karena kemungkinan pria itu akan pulang lewat dari jam 9 sampai tengah malam. Ia bahkan sempat berpikir untuk membatalkannya, tapi pasti Sarada akan kecewa, jadi akhirnya ia bilang kalau Sasuke akan pulang sedikit terlambat malam ini dan mereka memutuskan untuk menunggunya.

"Hm ... menurut Sarada mending kita bikin kue yang kayak gimana?"

"Kue coklat? Paman Sasuke suka bikin coklat sama Sarada."

"Tapi Paman Sasuke nggak terlalu suka manis, Sayang," ucapnya membuat Sarada cemberut. "Terus apa dong?" tanya Sarada dengan wajah murung.

Sakura mendapatkan ide ketika ia melewati etalase kue lalu menunjuk salah satu kue disana. "Kita bikin kue kayak gini aja gimana? Dihias buah. Paman Sasuke suka buah kan?"

Sarada mengangguk. "Iya!" Mereka tersenyum lalu lanjut belanja. Sebenarnya, Sakura tidak cukup andal membuat kue dibanding Temari dan Deidara, tapi setidaknya ia tahu caranya. Dan semoga saja pria itu menyukainya.

. . .

Seperti janji Sakura, ia dan Sarada membuat kue setelah selesai makan malam. Mereka membuat kue berukuran sedang, dioles krim tipis dan dihias oleh buah-buahan di atasnya. Sakura tahu kalau Sasuke tidak begitu menyukai manis, jadi ia berusaha membuat krimnya tidak terlalu manis dan mengoleskannya setipis mungkin tapi rapih. Sarada yang menyusun buah-buahan di atasnya. Mereka terlihat sederhana, tapi cantik.

Sakura dan Sarada tersenyum senang melihat hasil kerja keras mereka selama dua jam lebih. Sekarang sudah hampir jam sepuluh malam dan Sasuke masih belum pulang. Sakura mengajak anaknya berendam dengan air hangat di bathub. Kamar mandi di kamar tamu yang biasa mereka pakai untuk menginap terdapat bathub di dalamnya dan Sarada senang berendam disana.

Tapi sampai satu jam kemudian, Sasuke masih belum juga pulang dan saat ia menanyakan kapan pria itu pulang satu jam sebelumnya, Sasuke hanya bilang kalau sepertinya pria itu akan pulang tengah malam dan menyuruhnya untuk tidak menunggunya.

Sarada yang sedang berbaring di paha ibunya di sofa ruang tengah mulai merasakan kesadarannya menguap. "Mama, Paman Sasuke kapan pulang?" tanyanya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Ini sudah lewat dua jam dari jam tidur anak itu dan dia benar-benar mengantuk sekarang.

Sakura mengelus rambut anaknya lembut. "Paman Sasuke kayaknya lagi sibuk, Sayang. Sarada udah ngantuk ya? Sarada mau tidur dulu? Nanti Mama bangunin kalau Paman Sasuke udah pulang."

Matanya sudah terbuka dan tertutup, berusaha mempertahankan sisa kesadaran yang ada. "Mm ... ngantuk, Mama ..." katanya pelan. Sakura yang terus mengelus kepalanya, membuat Sarada semakin cepat kehilangan kesadarannya dan tertidur. Ketika Sakura sudah yakin anaknya tertidur, dengan hati-hati ia menggendong Sarada ke kamar tamu dan menidurkannya disana. Sepertinya anaknya kelelahan.

A Papa For SaradaWhere stories live. Discover now