-13-

2.5K 351 20
                                    

-Meeting With The Artists-

. . .

Karin mengerang dalam tidurnya ketika Sakura menggoyangkan tubuhnya, berusaha membangunkan gadis itu. Dan ini adalah yang ketiga kalinya Sakura berusaha mencoba membuat Karin sadar, tapi temannya itu tak kunjung membuka mata dan malah semakin merapatkannya. Sebal, Sakura akhirnya menarik kuat kasur lantai yang ditiduri Karin sehingga dia terguling dan menabrak tembok dengan keras. Sakura tersenyum. Itu cukup untuk membuatnya sadar sepenuhnya sekarang.

Dan benar saja, detik selanjutnya, Karin langsung bangkit dari posisinya sembari mengusap pinggang dan pantatnya yang sakit. "Hei, lebih lembut sedikit dong!" protesnya, kesal.

Sakura menatap tajam dengan tangan disilangkan di dada dan dagu yang diangkat tinggi. "Kau bilang apa hah?" Dan satu kalimat itu berhasil membuat Karin terdiam sambil menunduk lalu meminta maaf padanya. Menyeramkan.

"Bereskan tempat tidurnya. Cepat mandi lalu sarapan. Bukannya kau bilang kau ada pertemuan dengan kurator untuk membahas pameran bersamamu itu?" kata Sakura sembari berlalu, kembali ke dapur menghampiri Sarada yang masih asik memakan sarapannya di meja makan.

Karin mendesah panjang. Ini masih jam 8 pagi. Dia mungkin baru tidur 4 jam pagi ini sejak jam 4 dini hari tadi karena menonton sisa drama chinanya sampai habis. Kalau tidak salah sebanyak 6 episode dengan tiap episode berdurasi kurang lebih 1 jam. Dan ia sama sekali lupa soal pertemuannya dengan kurator hari ini. Benar-benar lupa. Untung saja ia memberitahu Sakura tiga hari sebelumnya. Temannya itu memang selalu bisa diandalkan. Alarm berjalan yang sangat berguna.

Karin baru saja akan berbaring lagi di lantai ketika Sakura berteriak padanya dari dapur. "Aku tidak akan memberimu makan malam kalau kau tidur lagi, Karin!" Karin berdecak. Ia akhirnya bangkit dan segera ke kamar mandi. Sakura yang melihat itu tersenyum puas.

Tak perlu waktu lama bagi Karin untuk bersiap. Ia sudah siap dengan penampilan rapihnya dua puluh menit kemudian dan bergabung dengan Sakura di meja makan.

"Jam berapa aku harusnya pergi?" tanya Karin.

"Jam sebelas," jawab Sakura lalu menyuapkan potongan sosis goreng ke dalam mulutnya.

Karin mengangguk. Ia melihat jam dinding. Sekarang masih jam sembilan lewat tiga puluh menit. Dia masih punya banyak waktu. Karin cemberut dengan mulut yang masih penuh dengan sandwich sambil menatap Sakura. "Itu masih siang. Aku masih punya satu setengah jam lagi sampai jam 11. Kenapa kau membangunkanku pagi sekali sih?" katanya. Ia masih kesal karena tidurnya diganggu. Jangan lupakan cara Sakura membangunkannya hingga membuat bokong dan pinggangnya sakit. 

"Karena bangun siang itu tidak bagus. Lagipula salahmu juga kenapa tidur dini hari? Aku sudah menyuruhmu untuk tidak begadang tadi malam," jawab Sakura santai.

Karin tak bisa membalas. Ia cemberut. "Kau sendiri kenapa tidak kerja?" katanya, mengalihkan pembicaraan.

"Sasuke-san memberiku libur hari ini, Karin. Apa kau juga lupa soal itu? Ini hari Minggu."

Karin kembali cemberut. Akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan Sarada, menonton serial kartun doraemon yang sedang ditayangkan di tv. Sakura tertawa kecil melihat Karin yang kesal karena kalah seperti anak kecil yang kalah berdebat lalu merenggut. Tapi kekesalannya tak bertahan lama karena lima menit setelah Karin duduk nonton kartun bersama Sarada, wajah cerianya kembali. Yah, mereka memang dekat sih, batin Sakura, tersenyum.

. . .

Karin melangkahkan kakinya malas sepanjang perjalanan. Ia benar-benar malas sekali keluar hari ini. Ini akhir pekan. Biasanya ia menghabiskannya dengan bersantai di rumah seharian, bermain dengan Sarada atau maraton drama hingga malam. Sungguh sangat tidak produktif. Tapi tentu saja ia menyukainya. That's my kind of holiday, katanya dengan bangga pada Sakura dulu.

A Papa For SaradaWhere stories live. Discover now