-70-

2K 320 9
                                    

-A Family Meeting-

. . .

"Kita akan menikah di bulan Juni."

"Apa kau pikir itu tidak terlalu terburu-buru?" tanya Sakura.

"Tidak. Aku sudah menunggu lebih dari setengah tahun untuk memilikimu. Atau kau ingin menikah di bulan Mei?"

"Tapi sekarang bahkan sudah bulan Mei, Sasuke-kun! Aku tidak akan kemana-mana jadi, bagaimana kalau kita menikah di bulan September, hm? Supaya persiapannya—"

"Bulan Juni. Tidak ada tapi. Aku ada pekerjaan, jadi aku harus pergi dulu. Sampai jumpa nanti malam."

Begitu keputusan sepihak yang Sasuke ambil seminggu yang lalu, tepat sehari setelah ulang tahun Sarada. Sakura tidak punya kuasa untuk mengubahnya karena pria itu sungguh sangat keras kepala. Ayahnya juga tidak keberatan karena Sasuke sudah setuju akan tinggal disini dulu setelah menikah sebelum mereka membeli rumah baru dan pindah nanti.

Apa hanya ia satu-satunya yang menentang pernikahannya dilakukan dengan cepat?

"Kenapa dengan wajah yang berubah jelek itu?" Karin mengulurkan bungkus makanan ringan yang baru saja dibukanya. Sakura mengambilnya dan memakannya dengan rakus. "Wow. Apa ini tentang pernikahan? Kukira kau akan senang?"

"Bukannya aku tidak senang, tapi apa tidak terlalu cepat? Aku akan menikah bulan depan, Karin. Bukankah setidaknya pernikahan disiapkan enam bulan sebelumnya?"

"Enam bulan? Bukankah itu terlalu lama?" Sakura menatap Karin tidak mengerti. "Maksudku, biar saja. Lagipula Sasuke pasti menyiapkan semuanya dengan baik. Toh, dia yang meminta itu. Jadi, aku yakin dia pasti akan menyiapkan semuanya. Kau hanya terlalu khawatir. Untuk orang sepertinya, hal seperti itu pasti mudah diurus kan?" Karin mengangkat bahunya.

Sakura menghembuskan napas panjang. Memang benar apa yang dikatakan Karin, tapi tetap saja ia merasa khawatir. Meskipun Sasuke bilang kalau sebagian besar urusan ini biar dia yang mengurusnya, tetap saja kan, Sakura tidak mungkin hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun! Sakura harus membicarakan ini lagi nanti saat ia bertemu Sasuke.

"Sasuke-kun ..."

"Hn."

"Apa kau yakin aku tidak perlu membantu? Aku tidak mungkin hanya berdiam diri saja kan. Ini juga pernikahanku, jadi aku ingin terlibat dalam urusan persiapannya. Meskipun sedikit."

Sasuke menelan makanannya sebelum bicara. "Ada hal yang harus kau lakukan."

Sakura menunjukkan wajah cerah. "Oh, apa itu?"

"Bertemu orangtuaku."

"Ah ..."

Benar. Bagaimana bisa Sakura melupakan hal itu?! Ia memang pernah bertemu dengan keluarga Sasuke, Kakak dan Ibunya. Tapi itu kan saat dia masih menjadi ART di rumah Sasuke. Bagaimana reaksi mereka saat tahu kalau ternyata anaknya menjalin hubungan bahkan sampai mau menikah dengan pembantunya sendiri? Ya Tuhan ... Sakura tidak mau membayangkan semua kemungkinan buruk yang mungkin akan lewat di pikirannya. Ah, Sakura bahkan tidak mau membayangkannya.

Sasuke tersenyum tipis melihat raut wajah Sakura yang tiba-tiba berubah gugup. Ia mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Sakura yang tiba-tiba mengerat saat memegang sendok. "Jangan terlalu khawatir. Aku yakin mereka pasti akan menyukaimu. Kau pernah bertemu ibuku kan."

Sakura mengangguk. Ia tersenyum, mencoba menghilangkan pikiran-pikiran negatif dari kepalanya.

. . .

A Papa For SaradaWhere stories live. Discover now