📍 chapter 31.

220 17 3
                                    

Haii haiii, kangen gakk?!

Kalo bole tau, kalian dari askot mana aja nih?

Instagram : mandayntaa_

HAPPY READING!!!

°°°°°°

"Emang paling nyesek tuh disaat kita udah move on, eh mantan nongol depan muka. Rasanya seperti sudah membangun gedung 10 lantai, tiba-tiba dihantam gempa, hancur sudah dalam satu detik!"

- Nadya Zelinashwa -

Setelah dari GOA HANTU tadi, Raswa dan ketiga sahabatnya memilih bergabung dengan Ravka dan teman-temannya.

Nadya dan yang lainnya pun terkejut saat melihat Raswa keluar dalam keadaan pucat dan digendong Ravka. Yang keluar paling duluan itu Nadya, karena panggilan alam tadi dirinya dengan mudah lolos dari hantu yang mengejarnya.

"Gila sih, gue hebat banget tadi. Keluarnya paling cepet," ucap Nadya dengan bangga.

"Halah, lo juga cepet tadi karena lo teriak-teriak mau pipis, kan?" sindir Silva tepat sasaran.

Nadya menoleh dan menunjuk Silva curiga. "Kok lo tau sih?"

"Lo tau nggak, teriakan lo itu menggema dalam goa tadi. Sampai gue refleks nampar hantu yang ngehadang gue!"

"Demi apa kedengaran?" teriak Nadya dengan menepuk-nepuk bibirnya beberapa kali.

"Suara toa, mana mungkin gak kedengaran," sahut Irhan yang menyetujui ucapan Silva.

"Nyamber aja lo kutu monyet!"

"Diem." Mendengar ucapan Ravka yang tajam itu, membuat mereka langsung terdiam.

"Langsung pulang aja ya, mau?" bujuk Ravka pada Raswa.

"Gak mau, aku cuma shock aja bukan sakit. Kamu berlebihan," tolak Raswa.

"Gue kan khawatir, untung tadi ketemu gue. Kalo enggak? Pingsan lo di dalam sana terus diculik hantu gembel itu, mau lo?" Raswa menyentil lengan Ravka dengan mata menyipit.

"Sangat berlebihan tau gak?" desis Raswa.

Dhifa melihat raut wajah Silva yang nampak tidak tenang sejak tadi. Sepertinya ada yang menganggu pikiran sahabatnya.

"Sil, lo kenapa diem banget?" bisik Dhifa agar Nadya tidak mendengar. Jika Nadya menyadari Silva yang banyak melamun, dapat dipastikan mulut toa itu akan siap menyerang dengan berbagai macam pertanyaan yang tidak akan ada ujung dan habisnya.

"G-gue cuma capek aja," bohong Silva.

Mendengar jawaban Silva, Dhifa hanya mengangguk.

Brukk.

"Aduh," lirih Silva saat pundaknya tidak sengaja menabrak seseorang yang baru saja keluar dari toko baju.

RAVKA & RASWAWhere stories live. Discover now