📍chapter 5.

680 98 37
                                    

Jangan lupa VOTE dulu ya!

Follow Instagram :
@mandayntaa_



HAPPY READING!!!

•••

"Kamu polos banget sih, bikin saya gemes jadinya."

-Aldrech Rayfan Willyard-

"Dasar cewek kampungan!" Hina Sesha dengan nafas yang terburu-buru karena menahan emosi.

"Tau apa kakak soal Raswa?"

"Argh, sini lo gue habisin sekarang. Tuh mulut jawab mulu, udah berani sama kakak kelas ya?"

Sesha semakin geram, padahal ia yang mencari masalah duluan, kok jadi dia yang ngamuk ya.

"Hm, gimana ya kak? Gini kalo ada orang yang jahatin kakak reaksi kakak gimana? Bakal kakak bales atau diem aja semisal udah keterlaluan gitu?" Tanya Raswa dengan maksud ingin memancing Sesha. Bukan memancing sih, lebih tepatnya ingin membuat Sesha bungkam dengan ucapan yang keluar dari mulutnya sendiri.

Ravka masih diam, ia akan bereaksi jika Sesha dan teman-temannya sudah keterlaluan. Ia tahu, Raswa bukan cewek sembarangan dan Raswa tidak akan tinggal diam atas segala tindakan yang dilakukan Sesha padanya.

Tangan Sesha makin terkepal kuat, ia ingin menampar Raswa, tapi niatnya ia urungkan. Karena ada Ravka di sana, ia takut Ravka semakin jauh dari jangkuannya.

Ravka menyenderkan punggungnya di tembok dengan tangan dimasukkan ke dalam celana abu-abunya. Sesha tidak ingin namanya jadi jelek di mata Ravka, ia harus menjaga tangannya saat ini, agar tidak kelepasan. Ia akan melakukannya nanti, lihat saja!

"Jawab kak!" Ujar Raswa tenang.

"Lo nanya gue? Ya kalo ada yang jahat sama gue, gue bakal diem aja. Toh, kalo gue gak salah ngapain gue bales? Ngabisin tenaga gue aja. Yang ada nanti gue masuk BK. Gue percaya, karma itu ada. Biarin aja, dia bakal kena karma nya karena udah jahat sama gue." Jelas Sesha tak mau kalah, namun sayang jawabannya justru membuat Raswa tersenyum menang.

"Nah, jawaban yang sangat Raswa tunggu-tunggu. Kakak bilang apa? Gak akan ngebales? Kelihatan banget kak bohongnya, aku aja yang gak pernah nyari masalah sama kakak tiba-tiba aja kakak bully aku tiap hari. Mikir dong kak, keliatan banget kakak orangnya pendendam."

"Maaf aja ya kak. Apa lagi kalo ada yang jahatin kakak? Kakak pasti ngamuk  Kakak aja di senggol orang dikit aja langsung marah-marah gak jelas." Raswa menarik nafas sejenak. Kerongkongannya mendadak kering, sejak tadi ia belum meneguk air sedikitpun.

"Dan satu lagi kak, dalam islam gak ada yang namanya karma. Cuma ingetin, kita punya kaffarah. Udah ya kak, Raswa capek, permisi!" Tanpa izin Sesha, Raswa melewati gadis begitu saja. Sesha benar-benar dibuat bungkam oleh Raswa. Tangannya semakin terkepal kuat.

"Noh, dengerin apa kata Raswa, mampus kan lo gak bisa ngejawab!" Sindir Galfaro pada Sesha. Sesha mendengus, kelima temannya yang sedari tadi berdiri dibelakangnya hanya diam tak berkutik sedikit pun.

"Ravka, kok diem aja sih? Gak belain gue gitu?" Kesal Sesha melihat Ravka hanya diam saja.

"Jangan mimpi." Ucap Ravka kejam sehingga membuat Sesha tertohok mendengarnya.

"Punya telinga, kan? Denger tuh kata Ravka, jangan mimpi!"

"Ngarep banget di belain sama Ravka. Jelas-jelas yang salah lo, yang nyari masalah lo juga. Jadi jangan mengharapkan sedikit aja pembelaan dari Ravka." Yang menjawab bukan Ravka melainkan Irhan. Ia sudah kesal melihat Sesha yang tidak ada malunya.

RAVKA & RASWAWhere stories live. Discover now