📍chapter 3.

688 98 20
                                    

Jangan lupa VOTE dulu ya!

Follow Instagram :
@mandayntaa_



HAPPY READING!

•••

"Ternyata gini ya rasanya ngeliat senyum pangeran secara langsung? Seperti orang gila yang tiba-tiba tersenyum tanpa sebab."

-Cliva Raswa Lazzuardy-

Hari ini hari keberuntungan bagi kelas X IPA 5. Pak Syafik yang notabenya guru Agama tidak masuk. Membuat legah para penghuni kelas ini.

"Via, Nanad, Raswa mau keruang OSIS dulu ya." Pamit Raswa yang sudah siap keluar dari kelas.

"Ehh, mau ngapain? Tumben lo keruang OSIS?" Tanya Nadya sambil memainkan rambutnya.

"Raswa juga gak tau, tadi ada yang bilang katanya Raswa dicariin sama kak Rayfan." Jelas Raswa sedikit acuh.

"Waduh, beruntung lo dicariin sama kak Rayfan. Jarang-jarang dia mau nyariin cewek, jangan di embat yah." Nadya terkekeh karena berhasil menggoda Raswa dan membuatnya kesal.

"Ambil aja Nad bungkus terus iket deh, Raswa gak mau juga!"

"Lo pikir nasi bungkus apa dah."

"Lagian kalian kok mojokin Raswa sih." Kesal Raswa.

"Siapa yang mojokin lo, orang sekarang lo aja di depan pintu kan gak di pojok?" ucap Nadya asal.

"Eh, iya juga. Raswa kok jadi bego sih. Udah ah kelamaan ngeladenin kalian, dah." Dalam sekejap Raswa menghilang begitu saja dari balik pintu.

"Jujur gue gak tau, yang bego kita apa Raswa ya?" Gumam Nadya namun bisa didengar oleh Silva.

"Kayaknya kita deh, gue juga bingung sebenarnya yang bego kita apa Raswa." Sahut Silva sambil menyentikkan jari telunjuknya di dagu dan melihat kearah langit-langit kelas seperti memikirkan sesuatu.

"Ahaaa, gue tau jawabannya." Ujar Nadya antusias dan membuat Silva berhenti berpikir, lalu menatap Nadya penasaran.

"Apa, apa?"

"Hem...."

"Yang bego itu kita bertiga huaaaaa... hmpph." Silva membekap mulut Nadya kerena suaranya yang cempreng membuat seisi kelas menghentikan aktivitasnya dan menatap kearah mereka berdua dengan heran.

"Tolol banget sih lo, Nad. Lihat noh jadi pada natap kita semua." Bisik Silvia kemudian menjauhkan tangannya dari mulut Nadya.

Nadya hanya nyengir tanpa dosa. "Mon maap ya wankawan, tadi mulut gue habis lepas landas jadi kelepasan."

Silva mengutuk Nadya dalam hati. Kenapa temannya jadi bego semua dalam satu waktu. Jangan sampai Silva ikutan bego, bisa bahaya.

"Nad, gue punya temen kalo ngomong suka gak dikontrol lagi dan bego juga. Kadang bikin gue kesel, nah enaknya diapain?" tanya Silva dan Nadya nampak sedang berpikir.

Nadya masih diam kemudian matanya berbinar seperti menemukan jawaban yang tepat.

"Wah, temen kayak gitu enaknya ditraktir bakso atau gak batagor, Sil. Biar gak bego lagi, mungkin dia gitu karena laper jadi otaknya konslet."

Nadya tertawa saat mendapati tatapan tajam dari Silva dan raut wajah Silva seperti siap menghabisi orang di hadapannya ini.

"Itu mah mau nya elo badak."

RAVKA & RASWAWhere stories live. Discover now