📍chapter 17.

413 39 7
                                    

Jangan lupa VOTE dulu ya-!!

Follow Instagram :
@mandayntaa_
-


Note : maaf bila ada typo.



HAPPY READING-!!!

••••••

"Melupakan masa lalu, ternyata sangat sulit."

-Cliva Raswa Lazzuardy-

Cuaca pagi ini cukup cerah dan udaranya sejuk. Tidak seperti biasanya, sudah hangat oleh panasnya paparan sinar matahari. Burung-burung berkicauan sibuk mencari makan.

Angin berhembus pelan, membelai lembut wajah seorang gadis yang tengah duduk sambil memakai sepatunya. Beberapa helai anak rambutnya ikut berterbangan ke sana kemari.

Ia memakai pita rambut berkarakter Stitch. Kepangan rambutnya terlihat semakin cantik dengan adanya pita itu.

Lalu dia mengambil ponselnya yang sejak tadi ia diamkan di atas meja kecil di sampingnya. Ia mencari kontak seseorang, setelah ketemu ia langsung menghubungi orang tersebut.

"Hallo, Jev?"

"..."

"Alamatnya sudah saya kirim barusan, kamu sudah siap?"

"..."

"Oke, saya tunggu di depan gerbang." Ucap gadis itu.

Sambungan telpon pun terputus.

Raswa menghampiri bundanya di dalam. Ternyata Ressy tengah melakukan olahraga ringan di ruang tengah.

"Bun, Awa berangkatnya sama Jevan. Kalo kak Vian udah selesai mandi, bilang aja ya, Bun." Ucap Raswa seraya tersenyum.

Ressy menghentikan aktivitasnya kemudian menghampiri Raswa. Dielusnya dengan sayang puncak kepala anak bungsunya itu.

"Sejak kapan Jevan ada di Indonesia?" tanya Ressy.

"Tiga hari lalu Bun, katanya lagi dapat tugas di sini." Bisik Raswa.

"Oh oke deh, Awa ke depan dulu ya bun, bentar lagi Jev sampe."

"Iya sayang, kamu hati-hati. Bekalnya dihabisin loh!" ujar Ressy diiringi kekehan kecil.

"Siappp bundakuu!" ucap Raswa seraya memberi hormat.

•••••

Mobil BMW hitam milik Jev telah memasuki gerbang SMA International Space. Ia mengantar Raswa sampai ke parkiran. Setelah ia memutar balikan mobilnya barulah ia berhenti. Jev keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Raswa.

"Pelan-pelan, kaki kamu masih sakit." Ucap Jev mengingatkan Raswa.

"Iya Jev, maaf merepotkan kamu. Dan ya soal tadi, kalo kaki dan leher saya sudah mendingan. Saya akan segera ke sana." Ucap Raswa dengan suara yang terbilang kecil. Ia takut ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka.

RAVKA & RASWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang