📍chapter 23.

360 29 3
                                    

Jangan lupa VOTE dulu ya-!!

Follow Instagram:

@mandayntaa_




HAPPY READING-!!!

°°°°°

"Yang berhak menentukan kapan manusia akan berpulang hanya sang Pencipta. Kamu tidak bisa bicara sembarangan bahwa umurmu tidak akan panjang. Dan tugas kamu itu hanya berdoa, terus ikhtiar dan tabah."

-V-

Ini hari kedua lomba diadakan. Acara kemarin berjalan dengan lancar tanpa ada kekacauan. Seorang gadis dengan hoddie warna abu-abu itu tengah mengecek semua peserta lomba dengan memasuki satu persatu ruang kelas.

Sendirian bukan masalah baginya, karena sejak kecil ia sudah terbiasa tidak mempunyai teman. Dia Raswa. Gadis unik yang mempunyai beda-beda sifat dan banyak menyimpan rahasia di belakang semua orang.

Raswa tersenyum ramah pada orang-orang yang menyapanya. Mungkin jika murid sekolah lain tau kalau Raswa itu sering dibully pasti mereka tidak akan seramah itu.

Raswa naik ke lantai dua yang tidak dipakai sama sekali saat acara lomba, ia ingin melihat keadaan perpustakaan yang ada di lantai dua tersebut.

Brugh.

"Ssshh, aw s-sakit," lirih Raswa. Ia memutar pandangannya ke belakang dan mendapati Clora sedang tertawa puas.

Tidak ingin terlihat kalah, Raswa berdiri tanpa memperdulikan sakit dilutut dan siku tangannya.

Raswa berbalik dan memberikan senyum selebar mungkin pada Clora.

"Ngapain lo senyam senyum?" tanya Clora.

"Boleh tanya nggak kakak-kakak cantik?" ucap Raswa sebaik mungkin.

"Apaan? Sok kuat banget lo!" ketus Clora seraya menunjuk wajah Raswa.

Dengan pelan Raswa menjauhkan tangan manis Clora dari depan wajahnya.

Kakak perempuan Raswa ini memang kurang sopan banget. Jadi sekali-kali Raswa kasih pelajaran nggak apa kali ya.

"Maksudnya apa ya ngedorong saya?" tanya Raswa yang masih mempertahankan senyumnya.

"RAS...."

Teriakan melengking Nadya dan Silva terhenti saat melihat kehadiran Clora bersama Raswa. Keduanya menghadang Raswa dengan memunggungi Raswa.

"Eh Juminten! Ngapain lo di sekolah gue?" sengit Nadya.

"Juminten siapa? Nama temen Cita nggak ada yang namanya Juminten, salah orang ya kalian?" sewot Cita dengan memicingkan matanya.

"Diem lo!" sentak Silva dan Nadya dengan garang melebihi Kak Ros.

Clora menyuruh Cita dan temannya yang lain untuk diam. Ia melangkah maju dan menatap lawan di depannya dengan tak kalah tajam.

RAVKA & RASWAWhere stories live. Discover now