📍 chapter 28.

469 29 7
                                    

Jangan lupa VOTE dulu ya-!

Follow Instagram :

@mandayntaa_



HAPPY READING-!!!

°°°°°°

"Kalau ada masalah itu diselesaikan dengan baik-baik, bukan malah menuduh sembarang orang."

-Cliva Raswa Lazzuardy-

Sekitar lima belas menit diperjalanan, akhirnya ketiga gadis itu sampai di cafe. Mereka memilih tempat duduk paling ujung. Dimana hanya terdapat beberapa orang saja.

Mereka duduk memutari meja. Sebenarnya mereka ingin mengajak Dhifa, tapi sejak kejadian tadi, Dhifa tidak terlihat lagi di sekolah. Bahkan ditelpon pun nomornya tidak aktif.

"Ayo cerita, Raswa ada urusan habis ini. Jadi jangan kelamaan ya," ucap Raswa.

Silva ingin menjawab tapi langsung disela oleh Nadya dengan cepat. "Ada urusan apa emang? Kita pesan makan sama minum dulu. Terus foto-foto, baru deh cerita." Cerocos Nadya.

Raswa menggaruk tengkuknya. Yang ada dipikiran Nadya itu cuma senang-senang doang.

"Ihh, lo apaan sih. Lo sendiri aja yang makan, kalo nggak mau cerita, biar gue aja deh." Ujar Silva kesal.

"Iya-iya, maaf. Ya udah kita ceritain deh." Pasrah Nadya akhirnya.

Silva mulai menceritakan kejadian beberapa hari lalu. Silva pun menjelaskannya dengan sangat jelas tanpa terlewat satupun. Raswa mendengarkan dengan seksama.

"Maksudnya ada masalah di masa lalu mereka tapi belum selesai gitu?" ulang Raswa.

Silva dan Nadya mengangguk kompak. "Iya, tapi kita nggak tau apa masalahnya. Dan parahnya lagi, Dhifa jadi benci sama kak Ray. Gila gila gila," heboh Nadya.

"Ya i-iya sih, tapi perempuan itu siapa?"

"Oh iya, kita lupa. Siapa sih namanya kemarin, Sil?" Nadya menatap Silva dengan menepuk bahunya berkali-kali.

"Gue juga lupa anjir, intinya namanya itu ada La nya gitu deh. Apa sih kita kebiasaan banget, kalo gini aja malah lupa!" ucap Silva merutuki dirinya dan Nadya.

Raswa bergumam pelan, sepertinya dia tau siapa yang dimaksud kedua sahabatnya itu.

"Zi-Ziella?" tanya Raswa.

"Nah iya, bener!" pekik Nadya dan Silva.

"Eh tunggu-tunggu, kok lo tau sih? Wah, lo beneran cenayang ya?" tuduh Nadya pada Raswa.

"Ya tau, karena waktu aku lomba nari, aku ngeliat kak Ray sama dia. Terus kak Ray bilang, namanya Ziella." Jelas Raswa.

"Ini nggak bisa dibiarin," ucap Nadya serius.

"Maksud lo?"

"Kalo itu cewek nempel terus sama kak Ray, saingan gue buat deketin kak Ray bukan cuma Raswa aja. Tapi dia juga dong?" ucap Nadya cemberut.

RAVKA & RASWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang