Teman Pelita

24 5 1
                                    

If you need to be happy, i'll be your smile
But anytime you need a friend, i'll just be me.
●Friendship

Pagi hari ini gadis dengan bandana biru itu tengah berlari kencang kearah gerbang SMA Genesis.

Akibat semalam Ilana terlalu memikirkan nasibnya sebagai anak magang di NEMESIS menyebabkan gadis itu tidak bisa tidur tepat waktu dan akhirnya terlambat ke sekolah.

Rambutnya yang tergerai itu bahkan sudah cukup berantakkan dan jika biasanya wajah Ilana cerah karena memakai bedak bayi kali ini di wajahnya sama sekali tidak ada polesan bedak.

"Ahhh, nyebelin." Ilana sukses tiba di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat kemudian mata gadis itu menatap sang satpam sekolah yang tengah menyesap kopi sembari membaca koran didepan pos.

Ilana pikir jika sampai dia ketahuan oleh satpam pasti anak itu akan di bawa ke piket untuk di hukum, ahh masa tenaga Ilana harus habis sepagi ini hanya untuk menerima hukuman?

Tapi mau bagaimana lagi, bahkan Ilana belum sempat bergerak dari situ ternyata sudah ada seseorang cowok yang menjadi teman terlambatnya,

"Pagi!" Ilana sempat terhentak menatap cowok asing di sampingnya yang berhasil menarik perhatian sang satpam hingga kini pria tua itu sudah menatap sepasang anak manusia yang tengah berdiri di luar gerbang,

"Terlambat lagi?" Tanya sang Satpam menatap cowok disamping Ilana dan dari ujung matanya Ilana melihat cowok itu mengangguk acuh,

Kemudian sang Satpam menatap Ilana yang sudah menunduk dan bertanya, "Kamu telat juga, anak baru?"

Ilana mengangguk sopan, "Iya, pak."

"Tunggu sebentar ya nanti kalau kepala sekolah menyuruh saya bukain gerbang baru kalian boleh masuk."

Ilana mengangguk saja walaupun dalam hatinya kini gadis itu sudah mengucap doa agar terhindar dari berbagai hal ribet pagi ini.

Belum sampai lima menit kemudian Pak Kepala Sekolah sudah muncul dan menyuruh Satpam untuk membuka pintu agar Ilana dan murid lain bisa masuk,
"Kamu terlambat lagi Mikail?" Pertanyaan sarkas bapak Kepala Sekolah langsung menyambut mereka begitu keduanya masuk,

"Maaf pak guru," Cowok disebelahnya yang sudah pasti Mikail itu sudah terkekeh sopan dan menunduk,

"Kamu sudah kelas 12, terlambat terus-terusan. Emang semalam kamu ngapain sih!?"

"Nonton bola." Gumam Mikail lantas menarik Ilana untuk menoleh menatapnya dengan mata membulat,

Ahh untung saja Kepala Sekolah tidak mendengar jawaban cowok itu.

"Belajar pak." Jawab Mikail agak keras dan uniknya cowok itu kalem saja melihat tatapan sinis Pak Kepala Sekolah untuk mereka.

Walaupun menyebalkan namun Ilana tidak bisa menahan senyum di masing-masing sudut bibirnya melihat wajah pura-pura bersalah dari Mikail.

"Langsung ke piket, lain kali jangan telat lagi."

Ilana mengangguk takut mendengar ucapan datar Kepala Sekolah kemudian cewek itu langsung pergi ke piket.

"Giliran yang cewek nggak dia marahin, gue aja dilihat sampe ke akar-akarnya," Sekali lagi Ilana mendengar gumaman Mikail dan buru-buru Ilana mempercepat langkahnya agar cowok itu tidak melihat kalau sekarang Ilana sudah akan tertawa akibat tingkahnya,

Ilana baru pertama kali bertemu lelaki yang hobi sekali mendumel seperti itu.

Ilana sudah akan tiba di depan meja guru piket namun suara deruman motor yang cukup nyaring sukses menarik perhatian semua orang di sekitar situ untuk menatap seseorang yang tengah duduk diatas motor merahnya dan masuk ke sekolah.

LINGGAWhere stories live. Discover now