Tidak mungkin tanpa syarat

34 7 3
                                    

Harapan itu datang, kemudian pergi dan datang kembali. Tenang, pada akhirnya semua akan kembali
●Ilana

Ilana tidak peduli pada seseorang yang sedaritadi terus mengikutinya dari belakang itu yang Ilana pedulikan adalah bagaimana cara agar dia bisa secepatnya menemukan sepatu miliknya.

Ah, rasanya Ilana ingin sekali menjambak Vita!

Begitu sampai di tempat sampah besi di dekat ruangan kelas XI IPA 1 maka Ilana segera membuka tutup tempat sampah itu dan mulai mencari sepatunya.

Lingga masih memperhatikan Ilana dengan tangan berada di dalam saku celana, ingin mengajak Ilana bicara pun tidak akan mempan karena dari wajahnya pertanda gadis itu tengah menahan amarah.

Tanpa sengaja mata Lingga menatap rok seragam Ilana yang digunting cukup panjang hingga ujung celana pendek cewek itu sempat kelihatan dan Lingga segera menunduk,

Ilana sibuk pada sepatunya sampai tidak sadar kalau paha cewek itu sudah ter-ekspos sedemikian rupa.

Melihat Ilana yang belum kunjung menemukan sepatunya membuat Lingga pun mendekati cewek itu kemudian buru-buru Lingga menarik Ilana menghadap kearahnya. Lingga sadar betul sejak tadi ada saja cowok yang kebetulan lewat darisitu menyempatkan diri untuk menatap paha milik Ilana.

Entah mengapa itu cukup mengusik Lingga sehingga kini dia menatap Ilana dengan datar sedangkan Ilana sudah mengatur nafas sambil menunggu Lingga berbicara,

"Siapa yang ngelakuin ini?" Tanya Lingga menatap rok Ilana sedetik kemudian cowok itu hampir tersenyum melihat kedua bola mata Ilana yang membulat sempurna, "Sialan---," Ilana menutup mulutnya begitu sadar akan ucapan yang barusan dia keluarkan kemudian cewek itu tanpa di duga semakin mendekatkan dirinya dengan Lingga.

Setidaknya bagian yang digunting tidak akan kelihatan, "Bo---boleh ehm bisa, bantu gue ke ruang koperasi nggak?"

Lingga yang merasa Ilana semakin dekat pun hanya mampu diam menatap datar cewek itu apalagi kini ujung kepala Ilana hampir menyentuh hidungnya.

"Lo denger nggak sih?" Ilana bertanya kesal kemudian gadis itu pun menghela nafas penuh syukur sedetik begitu Lingga menarik tangannya, kenapa hanya sedetik? Karena setelah itu Ilana sukses menjerit dalam hati begitu Lingga menariknya masuk ke kelas XI IPA 1 dan mereka berdua sukses menjadi pusat perhatian.

"Pacarnya?"

"Siapa tuh?"

"Dih cewek centil!"

"Ewh, cari perhatian banget!"

Astaga, jika saja tempat ini tidak ramai maka sudah pasti Ilana akan menghardik cowok yang suka seenaknya itu.

Lingga membawa Ilana ke meja-nya yang berada di barisan ke tiga dari belakang kemudian cowok itu mengambil sebuah jaket parasut merah dengan tulisan Nemesis dan melingkarkan jaket itu pada pinggang kecil Ilana.

Ilana bahkan tidak sempat berkata-kata saat Lingga tanpa ragu melingkarkan jaket miliknya di pinggang Ilana.

Kini kedua pasang anak manusia itu sukses mencuri perhatian semua orang apalagi melihat Ilana yang tidak memakai sepatu membuat seisi kelas semakin penasaran dengan sosok cantik itu.

LINGGAWhere stories live. Discover now