"Apa urusannya sama lo?" Sewot Zoya.

"Yang salah Rangga, bukan Ersya. Masih punya otak 'kan lo?"

Zoya memutar bola mata malasnya."Rangga enggak akan berpaling kalau Ersya enggak godain Rangga duluan!"

"Yakin banget Ersya yang memulai duluan?"sindir Ergha.

Zoya kehilangan kata-katanya.

"Cowok kayak Rangga enggak pantes lo pertahanin. Apalagi sampai mengorbankan persahabatan."

"Peduli banget lo sekarang sama kehidupan Ersya. Lo kecantol juga sama dia?" Sungut Zoya emosi.

"Mungkin." Ergha langsung melangkah pergi setelah mengatakan kalimat tersebut. Zoya menendang pagar pembatas di depannya dengan kesal.

"Kenapa semua cowok yang gue suka malah suka sama lo sih Sya!"

Zoya benar-benar kesal, kebenciannya pada Ersya semakin bertambah saja.

"Gue bakal bikin perhitungan sama lo, lihat aja nanti Sya."

"Enggak baik bales dendam, Zoya sayang."

Ucapan seseorang membuat Zoya refleks membalikkan tubuhnya. Di hadapannya kini berdiri seorang Artha dengan wajah yang di buat-buat imut.

Ehh tapi  di lihat-lihat Artha memang imut sih.

"Daripada dendam, lebih baik memaafkan. Kan hatinya jadi adem kayak wajah gue." Artha menyisir rambut dengan jari-jari lentiknya.

Zoya berdecih. "Percaya diri banget sih lo Tha!"

"Gue emang ganteng kali Zoy. Mau gue bayarin lo operasi mata deh biar bisa melihat aura gue." Artha mulai bicara melantur.

Artha memang percaya diri sejak dahulu, tapi kenapa Zoya merasa Artha semakin percaya diri. Memang sih Artha termasuk populasi cowok ganteng tapi sifat?

Artha sama seperti Ergha, minus!

"Gue serius lho. Jarang-jarang gue serius apalagi sama cewek."

Zoya meneliti mata milik Artha, anehnya Zoya melihat keseriusan di manik mata Artha. Tapi untuk apa Artha peduli dengan Ersya, apakah Artha juga menyukai Ersya?

Ahh..banyak sekali yang menyukai Ersya ternyata.

"Lo suka sama Ersya?"

Artha tertawa mendengar ucapan Zoya. Bagaimana bisa Artha menyukai gadis yang tergila-gila dengan cowok lain. Artha tidak akan membuang  tenaganya untuk gadis seperti itu.

Lagipula,  bagi Artha cinta itu sangat rumit. Membuat Artha enggan untuk terjebak di dalamnya.

"Dia bukan tipe gue, gue suka cewek yang galak. kayak lo contohnya." Artha mengedipkan sebelah matanya. "Gue bercanda, kalau lo baper gue enggak tanggung jawab," lanjut Artha semakin membuat Zoya kesal bukan main.

Tanpa menghiraukan Artha ,Zoya langsung meninggalkan atap sekolah dengan langkah gedebak-gedebuk. Napasnya memburu. Banyak orang yang membuatnya kesal hari ini.

Love Syndrome Where stories live. Discover now