'Dia' yang Akan Tergantikan.

Mulai dari awal
                                    

Rasa cemas nampak terlihat dari deru napas yang tiap kali Seokjin embuskan, ia kalut. Ia merasa semua yang dikatakan Nyonya Song mutlak benar dan batin Seokjin sendiri tak bisa mengelak.

Ia telah gagal.

Gagal untuk mempertahankan keluarganya.

Gagal untuk menepati janji yang Min Jaehwan katakan kala itu.

Sedikit larut dalam emosi dan ingatannya sendiri, Seokjin kini telah memutuskan untuk memberi jawaban pada Nyonya Song. Jadi, menarik napas untuk memulai kemudian ia berucap, "Apa yang Nyonya katakan ... Semua benar."







"Aku akan ikut denganmu."

Nyonya Song membuang napas lega, terlihat senyum manis merekah kala Seokjin memutuskan sesuai dengan yang diharapkan. Kini, ia bisa meluapkan rasa kasih sayangnya tanpa harus sembunyi-sembunyi. Hendak memberikan pelukan, Seokjin secara tidak sadar menahan Nyonya Song dengan sebuah kalimat yang masih tertinggal di mulutnya.

"Tapi, izinkan aku untuk menemani Yoongi hingga ia sadar."



🎈

"Jin ...."

"Ayo kita pergi."

Seseorang telah menyentuh pundaknya, Seokjin tahu siapa itu. Lantas ia segera berpaling, "Nyonya ... Seharusnya aku ikut senang melihat ini, tapi ... Kenapa—"

Nyonya Song hanya bisa mengelus pundak sebagai jawaban, ia ingin Seokjin mengerti bahwa dirinya haruslah kuat 'tuk menghadapi ini.

Ketiga temannya tentu saja menyadari hal itu, Jimin lantas menghampiri seraya bertanya, "Jin, kau mau kemana?" Netranya menatap bergantian—pada Seokjin serta Nyonya Song, disusul Hoseok dan Taehyung yang ikut mendekat.

Seokjin ragu untuk memberikan alasan kepada mereka, namun Nyonya Song segera menolong, "Seokjin untuk saat ini ... Akan tinggal denganku dulu. Karena satu dan lain hal, jadi dia tidak bisa bertemu kalian untuk sementara waktu." Jelas Nyonya Song.

"Ta-tapi kenapa? Ini sangat mendadak." Kemudian Taehyung melirik orang yang dimaksud, hendak mempertanggung jawabkan maksud dari pernyataan yang telah Nyonya Song katakan. "Jin ini tidak benar 'kan?" Sanggah Taehyung, ia merasa tidak terima dengan keputusan wanita yang diketahui sebagai mantan pengasuh di panti asuhan tempat Seokjin tinggal. "Kau tidak memberi tahu apapun kepada kami."

"Maaf, teman-teman ... I-ini keputusanku dan aku sudah setuju untuk ikut dengan Nyonya ...." Ia tertunduk, senyum samar terlihat.

"Bagaimana dengan Yoongi?"

Satu pertanyaan itu lantas sukses membuat Seokjin mengangkat pandangan. Hoseok melanjutkan perkataannya, "Yoongi pasti akan mencarimu, setidaknya temui dia lebih dulu Hyung, kau harus melihatnya bukan?" Suara Hoseok terdengar lirih, ia sedikit kesal dan sedih dengan keputusan Seokjin untuk pergi meninggalkan Yoongi begitu saja.

"Hoseok benar. Ayolah, biar aku yang mengatakannya pada ibumu—"

"Tidak perlu." Seokjin menepis kasar lengan Jimin yang hendak menggiringnya kembali ke dalam kamar Yoongi. Sontak, mereka bertiga terkejut—stagnan ditempat dengan lengan Jimin yang masih tergantung di sana.

Taehyung terkekeh, "Kau ini kenapa? Jangan seperti ini, Kim Seokjin. Ia telah menunggumu cepat—"

"Sudah hentikan."

Wanita yang sedari tadi diam kini telah membuka suara, menarik Seokjin ke belakang punggungnya kemudian dengan tegas ia berkata, "Tolong kalian hargai keputusan Seokjin saat ini. Dia ingin pergi bersamaku dan itu merupakan keinginannya sendiri. Sekarang, saya harap kalian tidak memaksanya untuk melakukan apa yang kalian inginkan. Kalian tidak tahu apapun yang telah dialaminya." Lalu memegang erat pergelangan tangan Seokjin, "Permisi, saya izin pergi."

BERILIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang