Hal yang Lumrah.

3.4K 394 98
                                    

🎈

Sinar mentari pagi belum terlihat. Namun, keheningan di pagi hari itu tercemar oleh suara alarm yang nyaring berasal dari kamar Seokjin. Sang pemilik tengah tertidur lelap, menikmati bunga tidur yang dirasa lebih baik dari kehidupan itu sendiri.

Tak butuh waktu lama, kini ia sedikit membuka kelopak matanya, meregangkan tubuh 'tuk beberapa saat, kemudian terduduk di tepian ranjang.

Ya,

Waktunya sekolah.

Setelah membersihkan tubuh, Seokjin telah bersiap. Terpakailah seragam dengan celana berwarna biru tua, dan outer almamater sekolah berupa sweater yang berwarna senada dengan celananya. Ia padu-padankan dengan surai hitam yang telah dirapikan.

Hal selanjutnya yang Seokjin lakukan ialah membawa tas hitam di punggung, memakai sepatu dan berjalan menuruni anak tangga.

"Pagi Yoongi ...." Sapa Seokjin pada sang adik yang tengah memainkan benda persegi panjang kesayangannya.

"Pagi ...." Ia menjawab sekenanya. Lalu kembali memainkan ponsel di atas meja makan.

"Yoon ... Makan dulu sarapanmu."

"A-ah! Iya ... Hyung, aku hanya melihat berita."

Seokjin menyunggingkan senyum, kemudian kembali bertanya.

"Di mana ibu?"

Satu pertanyaan yang cukup menyita perhatian Yoongi. Karena terlihat dari lengannya yang terhenti 'tuk menyuap.

"I-itu—"

Suara hentakan kaki yang ditimbulkan akibat gesekkan sepatu hak dengan lantai, terdengar nyaring di pagi hari yang hening. Membuat dua pasang mata sontak mengalihkan pandangan, ingin mengetahui siapa dibalik suara itu.

Tentu saja.

Siapa lagi jika bukan ibu mereka.

Min Hyeji.

Wanita itu kini terlihat sangat cantik, memakai blazer hitam, dengan surai panjang sebahu dan berwarna senada membuat sesiapa pun tahu bahwa ia merupakan wanita karir yang sibuk akan pekerjaannya.

'Ibu cantik, seperti biasa.'

Gumam Seokjin dalam hati dengan senyum yang tak lekas menghilang.

Ya, paras Min Hyeji tak berubah. Apalagi dengan presensinya, ia tetaplah Min Hyeji yang Seokjin lihat beberapa tahun lalu.

Sama persis saat mereka membawa Seokjin dari panti asuhan.

"Ibu ... Ayo sarapan dulu. Ada roti isi kesukaan ibu, selai kacang ...." Ajak si sulung, ia bersemangat mengajak Min Hyeji 'tuk sarapan bersama. Berusaha mengangkat kembali tradisi keluarga Min yang telah lama hilang.

Apa yang Min Hyeji lakukan?

Ia kemudian terduduk bersama mereka, menerima piring yang Seokjin sodorkan, dan mulai membuka obrolan pagi yang hangat antara ibu dan anaknya. Melupakan masalah semalam, memeluk Seokjin dan Yoongi penuh kasih sayang.

Bercengkrama, menanyakan perihal yang akan dilakukan saat makan malam nanti, dan candaan ringan yang membuat mereka tertawa riang.

Hingga Yoongi menunjukkan senyum termanisnya.



Setidaknya, itu yang diinginkan Seokjin.

Setidaknya, ia mengharapkan hal itu terjadi lagi dalam keluarganya.

Namun, kenyataannya adalah ....

Min Hyeji melangkah pergi.

Dengan langkah yang tegap, ia meninggalkan kedua putranya yang kini mematung, membisu.

BERILIUMWhere stories live. Discover now